SETIAP hari Antara mengirimkan sekitar 500-600 perkataan ke
Wina. Berita itu menyangkut soal energi umumnya dan minyak
khususnya. Dari Wina, suatu kantor berita baru
menyebarluaskannya ke sekitar 350 tempat tujuan di 70 negara.
"Ternyata tugas ini tidak gampang," cerita Gonzalo Plaza,
pemimpin OPEC-NA yang beroperasi sejak 3 November. Kantor berita
itu, tambahnya, masih bekerja secara primitif. Artinya, jauh
terkebelakang dibandingkan dengan kantor berita dunia seperti
AP, UPI, Reuter dan AFP.
Namun para pejabat OPEC dalam suatu lokakarya pers di
Jakarta pekan lalu tampaknya bersyukur bahwa akhirnya terwujud
suatu kantor berita, yang akan "mewakili pandangan negara
anggota OPEC maupun Dunia Ketiga." OPEC merencanakannya sejak
lebih setahun lalu.
Walaupun banyak dananya, ia belum mampu menempatkan
koresponden di banyak tempat. Ia bergantung pada kerjasama
kantor berita nasional di negara yang menjadi anggota OPEC dalam
usaha mengumpulkan berita. Karena Indonesia menjadi anggota
OPEC, misalnya, Antara mensuplai berita untuk OPEC-NA .
Guna mendistribusikan informasinya kantor berita OPEC itu
mengadakan kontrak kerja dengan UPI dan Reuter yang punya
jaringan komunikasi dan langganan luas di dunia, serta
International Press Service yang berpusat di Roma. Mereka yang
berlangganan UPI maupun Reuter, misalnya, secara otomatis
menerima berita OPEC-NA. Media nasional di semua 13 negara
anggota OPEC pasti berlangganan salah satu kantor berita dunia
itu.
Selain pelayanan teleprinter lewat kontrak kerja tadi, OPEC
juga mengirimkan informasi via pos (mailer) tiap minggu kepada
para peminatnya atau sasarannya. Semua pelayanan itu gratis.
Public Information Departement, bagian humas OPEC, yang
kini dipimpin Hamid Zaheri, tampaknya akan bisa sepuas hati
menyalurkan bahan informasinya lewat OPLCNA, kapan saja. Namun
saranakomunikasi ini, kata Zaheri, bukan hanya untuk kepentingan
citra OPEC, melainkan juga untuk kemajuan negara-negara
berkembang.
Tujuan membangun kantor berita ini, menurut Sekjen OPEC,
Rene G. Ortiz, ialah justru mengatasi ketimpangan informasi yang
merugikan Dunia Ketiga sebagai akibat dominasi media Barat. Tapi
pelayanannya yang gratis itu mungkin akan menimbulkan kesan
bahwa kantor berita ini hanya suatu sambungan kegiatan humas
OPEC.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini