Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Update Serangan Ransomware, BSI: Investigasi Digital Forensik Masih Berlangsung

BSI belum bisa menjelaskan detail penyebab terjadinya gangguan sistem IT pada 8 Mei 2023.

25 Mei 2023 | 19.33 WIB

Wakil Ketua Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN RI) Mufti Mubarok dan Corporate Secretary PT Bank Syariah Indonesia (BSI) Gunawan A. Hartoyo dalam konferensi pers perkembangan gangguan akses error layanan digital BSI Mobile di Kantor BPKN, Jakarta Pusat, pada Kamis, 25 Mei 2023. TEMPO/ Moh Khory Alfarizi
Perbesar
Wakil Ketua Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN RI) Mufti Mubarok dan Corporate Secretary PT Bank Syariah Indonesia (BSI) Gunawan A. Hartoyo dalam konferensi pers perkembangan gangguan akses error layanan digital BSI Mobile di Kantor BPKN, Jakarta Pusat, pada Kamis, 25 Mei 2023. TEMPO/ Moh Khory Alfarizi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia (Persero) Tbk. atau BSI belum bisa menjelaskan detail penyebab terjadinya gangguan sistem teknologi informasi atau IT pada 8 Mei 2023 lalu. Corporate Secretary BSI Gunawan A. Hartoyo menjelaskan, perseroan masih melakukan proses audit dan investigasi digital forensik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

“Sebenarnya untuk mengklarifikasi itu memang sebuah proses apakah iya atau tidak (serangan ransomware) dan sebagainya itu kita harus melalui serangkaian audit digital forensik yang saat ini masih berlangsung,” ujar Gunawan di Kantor Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN RI), Jakarta Pusat, Kamis, 25 Mei 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Menurut Gunawan, untuk mengetahui kejadian apa yang menimpa bank syariah terbesar di Indonesia, tidak bisa dalam seminggu membongkarnya. Namun, membutuhkan waktu, sehingga sampai saat ini BSI masih menunggu hasilnya.

“Kenapa itu penting? Karena kami tidak bisa membicarakan hal-hal yang tidak kami ketahui bersama,” ucap dia.

Namun, Gunawan mengatakan prioritas perusahaannya adalah keamanan dan kenyamanan masyarakat. Menurut dia, pihak manajemen BSI juga sudah menyampaikan bahwa dana nasabah aman. “Karena memang yang paling kita perhatikan itu,” ujar Gunawan.

Hingga saat ini, dia berujar, transaksi di BSI sudah kembali normal baik di ATM, di cabang BSI, maupun digital. Bahkan, Gunawan melanjutkan, BSI juga memberikan beberapa program pelayanan, seperti explicit penggunaan QRIS dengan adanya cashback, ada juga transfer biaya Rp 5 bagi yang menggunakan BI Fast.

“Jauh lebih murah cepat sampai dan terjamin keamanannya. Tentu akan ada lagi untuk meningkatkan kenyaman dan keamanan,” kata Gunawan.

Selanjutnya: Komisaris Independen BSI Komaruddin Hidayat sebelumnya....

Komisaris Independen BSI Komaruddin Hidayat sebelumnya mengonfirmasi adanya serangan siber di sistem bank. Ihwal serangan ransomware yang terhadap sistem IT BSI, ia mengatakan memang ada sabotase terhadap bank syariah terbesar di Indonesia tersebut. Kendati demikian, menurutnya, manajemen sudah menurunkan tim ahli untuk menyelesaikan masalah ini.

Tim ahli yang diturunkan, kata Komaruddin Hidayat, paling banyak berasal dari Bank Mandiri mengingat bank tersebut merupakan pemegang saham terbesar. "Tim ahli juga akan memperkuat sistem layanan BSI agar data nasabah, karyawan, dan mitra tidak terkena serangan peretas," kata Komaruddin Hidayat.

Sementara, kelompok ransomware yang mengaku menyerang sistem BSI mengaku sudah membocorkan data yang dicurinya berupa 15 juta data nasabah, informasi karyawan, dan sekitar 1,5 terabita data internal milik BSI. 

“Masa negosiasi telah berakhir, dan grup ransomware LockBit akhirnya mempublikasikan semua data yang dicuri dari Bank Syariah Indonesia di dark web,” cuit akun Twitter @darktracer_int dengan unggahan tangkapan layar mengenai data-data BSI dan imbauan LockBit kepada nasabah pagi tadi.

Berbagai macam data terlihat dalam unggahan tersebut, mulai dari data retail banking hingga perpanjangan sewa ATM pelita insani. Semuanya berkas data itu bertanggal 8 Mei 2023 mulai dari pukul 11.25 hingga 12.03. Tanggal tersebut merupakan waktu mulainya sistem BSI terganggu. Namun, ada satu berkas yang memiliki tanggal 15 Mei 2023 pukul 20.50. Artinya, kemungkinan data tersebut baru didapatkan LockBit malam itu. Nama berkasnya Databases.

Belakangan, LockBit juga diduga membocorkan dugaan percakapan berupa chat negosiasi dengan perwakilan BSI di website-nya.

MOH KHORY ALFARIZI | RIANI SANUSI PUTRI

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

M. Khory Alfarizi

M. Khory Alfarizi

Alumnus Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon, Jawa Barat. Bergabung di Tempo pada 2018 setelah mengikuti Kursus Jurnalis Intensif di Tempo Institute. Meliput berbagai isu, mulai dari teknologi, sains, olahraga, politik hingga ekonomi. Kini fokus pada isu hukum dan kriminalitas.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus