Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Video Viral Ular Sanca di Kereta Kertajaya, Begini Respons KAI

Menanggapi video viral berisi temuan ular sanca di kereta Kertajaya, PT KAI menyampaikan permintaan maaf kepada para penumpang.

22 Februari 2018 | 17.48 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Vice President Corporate Communication PT Kereta Api Indonesia (Persero) Agus Komarudin mengaku pihaknya kecolongan dengan adanya ular sanca yang merambat di salah satu gerbong Kereta Api Kertajaya Pagi jurusan Surabaya Pasar Turi-Jakarta Pasar Senen pada Rabu dinihari lalu, 21 Februari 2018. "Ini mungkin penumpang akal-akalan supaya petugas tidak tahu. Akhirnya kami kecolongan," kata Agus kepada Tempo, Kamis, 22 Februari 2018, menanggapi video viral temuan ular yang beredar di media sosial belakangan ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pernyataan Agus itu merespons video berdurasi 56 detik yang diunggah salah satu penumpang kereta tersebut pada Rabu lalu. Video itu menunjukkan ular sanca merambat dari bawah kursi, lalu bergerak ke atas tempat duduk, kemudian menjalar ke dinding kereta sebelum akhirnya ditangkap dua orang dengan tangan kosong. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Atas insiden ini, Agus menyampaikan permintaan maaf dari PT KAI kepada para penumpang kereta api Kertajaya tersebut. Kejadian ini, menurut dia, bisa terjadi karena petugas pemeriksaan di stasiun biasanya memeriksa hewan peliharaan melalui tempat yang dipakai untuk mengangkut, misalnya kandang atau kardus yang diberi lubang.

Khusus terkait dengan kejadian ini, kata Agus, petugas pemeriksaan tak menjumpai lubang pada kardus tempat ditaruhnya ular tersebut. Di sisi lain, Agus melanjutkan, PT KAI belum memiliki alat pemeriksaan X-Ray di stasiun. "Memang kami belum punya alat deteksi X-Ray, ya," ucapnya.

Agus menjelaskan, biasanya petugas boarding meneliti barang-barang yang dicurigai berisi hewan berbahaya. "Misalnya ada lubang. Ini enggak ada lubang, cuma dilakban," tuturnya.

Selain itu, menurut Agus, kereta ekonomi belum dilengkapi dengan kamera close circuit television (CCTV) sehingga manajemen belum bisa menemukan siapa pembawa ular tersebut. Namun pihaknya tengah memeriksa CCTV di stasiun keberangkatan, yakni Stasiun Pasar Turi.

Pembawa ular tersebut, kata Agus, bisa dikenai dugaan melanggar aturan perlindungan satwa dan dilaporkan ke kepolisian. "Kalau memang itu melanggar undang-undang perlindungan satwa, kami laporkan ke pihak berwenang. Kalau secara aturan KAI, itu kami sita," katanya.

Terkait dengan video viral itu juga, Agus menambahkan, ke depan PT KAI akan meningkatkan pengawasan terhadap barang-barang yang dibawa penumpang. "Kami akan lebih intensif melakukan pengawasan," ujarnya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus