TEMPO.CO, Jakarta - Kewajiban menggunakan uang elektronik (
e-money) di jalan tol mulai hari ini membuat PT Jasa Marga (Persero) tak lagi harus menyiapkan uang tunai dalam jumlah besar tiap harinya. Vice President Operation Management PT Jasa Marga, Raddy R Lukman, mengatakan penerapan transaksi tol nontunai 100 persen, pihaknya tidak lagi menyiapkan uang receh Rp 8 miliar per hari.
"Per hari kami harus menyediakan uang kembalian Rp 8 miliar, uang receh setiap hari. Ini akan hilang kalau kita dengan cashless," kata Raddy R Lukman saat ditemui di Galeri Nasional, Jakarta, Senin, 30 Oktober 2017.
Raddy menjelaskan terdapat banyak manfaat bagi pengguna jalan tol saat telah mencapai 100 persen penerapan transaksi tol nontunai atau dengan menggunakan e-money. Beberapa manfaat itu berupa akses lebih luas ke sistem pembayaran, transparansi transaksi, data lebih terekam, dan waktu yang dibutuhkan untuk transaksi lebih cepat.
Menurut Raddy, keamanan dalam bertransaksi juga lebih baik karena tidak ada cash lagi di gerbang tol. "Masalah potensi uang palsu dan hilang. Kualitas kesehatan SDM di lapangan dan mereduksi antrian," katanya.
Sedangkan untuk kesiapan alat sudah mencapai 100 persen. "Jadi semua alat (di gardu tol) sudah menerima transaksi nontunai. Terakhir di Suramadu juga sudah dilakukan," kata Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Herry Trisaputra Zuna.
Fasilitas isi
ulang atau top up e-money, kata Herry, juga akan ditambah oleh bank penerbit
, seperti Bank
Mandiri, BRI
, BNI
, dan BCA
. "Namun tidak diharapkan untuk mengisi ulang di gerbang
tol," tuturnya. Ia yakin pengunaan
e-money di semua gerbang
tol hingga 31 Oktober 2017 dapat tercapai
dan berjalan dengan baik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini