Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Zulkifli Hasan Klaim Harga Bahan Pokok Stabil, Pedagang: Belum Kembali ke Harga Semula

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengklaim pasokan bahan pokok saat ini cukup dengan harga yang stabil. Bagaimana tanggapan pedagang?

18 Agustus 2022 | 14.46 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengunjungi pedagang di Pasar Tomang Barat, Jakarta Barat, bersama Grab Indonesia pada Kamis, 18 Agustus 2022. TEMPO/Riani Sanusi Putri

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengklaim pasokan bahan pokok saat ini cukup dengan harga yang stabil. Ia mengatakan hal tersebut usai mengunjungi pedagang di Pasar Tomang Barat, Jakarta Barat pada Kamis, 18 Agustus 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Di pasar ini, harga bahan pokok sudah stabil. Daging, minyak sayur stabil," ujar Zulkifli Hasan di Pasar Tomang Barat, Jakarta pada Kamis, 18 Agustus 2022.  

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia menyebutkan minyak goreng hari ini seharga Rp 14 ribu per liter, termasuk jenis minyak goreng kemasan. Sedangkan harga minyak goreng curah yang kini dikemas dengan botol, di Pulau Jawa juga sudah di bawah harga eceran tertinggi, Rp 13.500 hingga Rp12.500 per liter.

Begitu juga harga beras yang disebut Zulhas cukup stabil. Khusus harga telur naik menjadi Rp 29.000-32.000 dari posisi pekan lalu Rp 27.000 per kilogram. 

Sedangkan harga ayam turun menjadi Rp 26.000 per ekor. Tetapi bagi Zulkifli, turunnya harga ayam ini bukan hal yang menggembirakan. "Saya enggak senang kasihan peternak ayam," tuturnya. 

Jika harga ayam di pasar Rp 26.000 per ekor, kata dia, berarti harga di grosir Rp 20.000. Artinya, harga ayam di peternak hanya Rp 15.000. Peternak menjadi pihak yang paling dirugikan karena batas harga yang menguntungkan petani adalah Rp 23-24 ribu per ekor. Dengan begitu, ketika ketika telur ayam menetas, banyak yang dimatikan karena sudah terjadi oversupply.

Sama halnya dengan sayuran, seperti bawang bawang di Jawa tengah Rp 40.000 per kilogram, atau di Padang Rp 30.000. "Di sini bawang kelas satu masing Rp 40.000 ribu per kilogram, kelas dua Rp 35.000. Tapi kalau terlalu murah, kita harus naikan lagi," kata Zulkifli. 

Ditemui terpisah, Surjaya, seorang pedagang daging di Pasar Tomang Barat mengatakan, harga bahan pokok tidak bisa dinilai stabil. Sebab nilainya masih jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan harga sebelum kenaikan terjadi. 

"Stabil bukan ke harga semula, tapi bisa memaksimalkan ke harga setelah kenaikan yang sangat tinggi. Termasuk tidak ada penurunan," tutur pria berusia 44 tahun itu. 

Afrizal Rifai, pedagang bumbu dan bahan pokok lainnya di pasar yang sama juga mengungkapkan harga kebutuhan pangan di pasar masih tinggi. Misalnya harga cabai yang masih di angka Rp 90 ribu per kilogram dari harga semula Rp 35 ribu per kilogram. Bahkan, harganya sempat melonjak hingga Rp 100 ribu per kilogram. 

Harga telur ayam, menurut Afrizal, juga masih tinggi yaitu Rp 33 ribu per kilogram. "Naik lagi, dulu Rp 29 ribu," kata dia. 

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Riani Sanusi Putri

Riani Sanusi Putri

Lulusan Antropologi Sosial Universitas Indonesia. Menekuni isu-isu pangan, industri, lingkungan, dan energi di desk ekonomi bisnis Tempo. Menjadi fellow Pulitzer Center Reinforest Journalism Fund Southeast Asia sejak 2023.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus