Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

11 Puisi tentang Ibu dengan Makna Mendalam

Puisi tentang ibu dapat mengangkat banyak sisi dari ketulusan dan perjuangan seorang ibu dalam membesarkan anaknya.

21 November 2024 | 22.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Puisi adalah sebuah karya sastra yang dibangun oleh larik dan bait, serta memiliki rima dan irama. Puisi juga merupakan seni kata yang menggugah perasaan, mencerminkan pemikiran, dan menyampaikan pesan dengan cara yang indah dan kreatif. Ada banyak tema yang dapat diangkat untuk membuat puisi, salah satunya adalah tentang ibu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Puisi tentang ibu dapat mengangkat banyak sisi dari ketulusan dan perjuangan seorang ibu dalam membesarkan anaknya.

Puisi tentang Ibu

Sajak Ibu - Wiji Thukul

ibu pernah mengusirku minggat dari rumah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

tetapi menangis ketika aku susah

ibu tak bisa memejamkan mata

bila adikku tak bisa tidur karena lapar

ibu akan marah besar

bila kami merebut jatah makan

yang bukan hak kami

ibuku memberi pelajaran keadilan

dengan kasih sayang

ketabahan ibuku

mengubah rasa sayur murah

jadi sedap

ibu menangis ketika aku mendapat susah

ibu menangis ketika aku bahagia

ibu menangis ketika adikku mencuri sepeda

ibu menangis ketika adikku keluar penjara

ibu adalah hati yang rela menerima

selalu disakiti oleh anak-anaknya

penuh maaf dan ampun

kasih sayang ibu

adalah kilau sinar kegaiban Tuhan

membangkitkan haru insan

dengan kebajikan

ibu mengenalkan aku kepada Tuhan.'

Ibu - Ridwan Kamil

Di rahimmu, engkau menumbuh kembangkan hidupku 9 bulan lamanya.
Di ayunanmu, engkau menyusui mengalirkan energi hidupku 15 bulan lamanya.
Di telapak kakimu, engkau hadirkan surga selamanya di sana.

Di sejuknya kearifan dan nasihatmu, engkau selalu sempurnakan perilaku dan akhlakku.
Di perlindungan bait-bait doamu engkau selalu jaga keselamatan duniaku.

Puisi Ibu - Ani Yudhoyono

Ibu, engkaulah yang kulihat pertama kali ketika kuhadir di dunia.

Tanpamu, aku bukanlah siapa-siapa.

Terima kasih Ibu, untuk semua yang kau lakukan untukku.

Kasih dan sayangmu, kan kukenang selalu.

Hormat dan baktiku untuk Ibuku.

Selendang Batik Ibu - Amalia N ajichah

Kala itu, sebagai anakmu

Aku tidak mengerti

Apa saja yang telah kau berikan

untukku

Kala itu, sebagai anakmu

Aku tidak tabu

Apa yang kau perbuat

Untuk melindungiku

Kala itu, sebagai anakmu

Aku hanya tahu

Ketika aku menangis

harus kau yang datang

dengan selendang batikmu

mendekapku hingga aku

berhenti terisak

sekarang, sebagai anakmu

dari selendang batikmu

memahamkanku

betapa luar biasanya dirimu

terima kasih, Ibuku

Sajak Ibuku yang Perkasa - Ari-ari Rasidi

Seorang ibu tegar menatap arah

Perempuan perkasa ditinggal suami

Tanpa ada tetes air mata mengalir

Perempuan cantik tertakdir berjuang seorang diri

Di tangannya bergelantungan empat buah hati

Perempuan perkasa berhati baja

Hadir sebagai seorang pahlawan keluarga

Ditempuhnya jalan buram dengan tertatih-tatih

Terseok-seok memburu rupiah demi rupiah

lewat putaran roda mesin jahit

Perempuan perkasa berhati mulia

Dari jiwanya mengucur embun-embun bening

Air suci bersih tulus dan ikhlas

Tekad di dadanya membara satu

Membesarkan menyekolahkan anak-anak setinggi langit

la tegar menatap arah

Walau fisik dan batin luka arang keranjang

Terus ditempuhnya jalan berliku kadang terjal

Hatinya selembar jarit bercorak sidomukti

Bagi selimut keselamatan empat anak-anaknya

Perempuan perkasa berhati mulia

Telapak kakimu adalah surga bagi kami

Jiwa dan raga rela dikorbankan demi kami

lewat sajak ini kulangitkan doa untukmu ibu

Tepat di hari ibu yang membahagiakan.

Ayah dan Ibu - Bambang Tri Subeno

Engkau berdua adalah samudra

Menampung segala keluh kesah

Anak-anakmu

Seperti matahari

Selalu menghadirkan kehangatan

Juga angin

Memberi kesejukan tanpa diminta

Kalian adalah musik syahdu

Tak pernah jeda

Menghibur dan menenangkan

Merindu Ibu - Budi Wahyono

Tertidur di karpet biru lantai perpustakaan

aku kepungi rak-rak buku — dan sesegera kuingat ibu

anak-anak seusiaku dibelai dongeng ibu, dari bagaimana cara bahagia hingga

kalimat panjang yang menghela dongeng bahaya perang

kelaparan, kemiskinan yang sulit pupus

di bongkahan negeri tandus

dari lubang jendela sebelah aku mendengar ibu mendongeng kepul kopi

sagu, padi, singkong dan panen tak henti di sebuah negeri

semua bisa kita miliki ketika kita terus semangat memeras keringat

kita baru bisa panen raya seperti mereka

ketika malam merambat tiba, diam-diam aku menyimpulkan hidup harus terus bekerja. Seperti ibu yang kurindu

yang masih mengembara di negeri seberang

ibu yang kurindu - pasti akan segera pulang. 

Terjaga dalam 24 Jam - Emi Fauzi Ati

Saat kedua kelopak mata ini terbuka

Senyum manis menyambut

Bangun, Nak

Malam telah menjemput pagi

Sejenak tertegun

Tersadar di antara ketidaksadaran

Ibu, sejak sang surya menyapa

Engkau sudah lebih dulu mengisi dunia

Lewat kekuatanmu

Lewat masakanmu

Lewat ketulusanmu

Ibu engkau masih terjaga ketika anakmu menjelang tidur

Engkau masih terjaga saat anak-anak minta diantar ke kamar kecil

Engkau masih terjaga dalam dua per tiga malam

Bersimpuh dengan tangan tengadah

Air mata mengalir tersimpuh

Sepenggal doa buat semua

Terucap lirih dalam perih

Ketika Ibu Pergi - Handry TM 

ketika ibu pergi, seisi rumah sepi

kami bertemu di ruang tamu, di dapur,

di kamar tidur, di ruang aku belajar

selalu ibu bertanya tentang apa

yang kudapat hari ini

ibu adalah teman di mana kami

saling berbagi, saling memberi

kami adalah anak-anak yang lahir

oleh waktu yang keliru

kadang ibu sering bertanya tentang

siapa yang kelak terlebih dahulu

meninggalkan rumah ini:

ayah terlebih dahulu, ibu kemudian

ataukah anak-anaknya ?

hanya air mata yang menetes setiap

mengingat pertanyaan itu

membayangkan orang tua pergi

satu persatu

tapi tidak berarti seperti itu

Tuhan pun boleh saja memanggil

kami, anak-anak yang belum lama

tinggal di dunia untuk menghadap-Nya

dan kini, ketika ibu pergi

rumah ini memberi pelajaran besar

tentang arti kehilangan tadi

ibu, lekaslah pulang

aku ingin memelukmu

Ibu Sahabatku - Hidar Amaruddin

Ketika aku terlahir menjerit kesepian,

pada dunia yang baru aku kenal,

kau alirkan air putih yang mampu,

menghangatkan. Saat tubuhku mungil menggigil.

Tanpa telinga kau mendengar kubercerita,

Tanpa tubuh kau usap peluh,

Tanpa mata kau melihatku tertawa,

Tersisa hati, yang tak henti mengasihi.

Kau datang bersama kata,

Kata-kata berubah menjadi doa.

Hangat dirimu memelukku, meski doa tak sempat kuucap.

Ibu di surga,

masih inginkah kau, menjadi sahabatku di dunia?

Bahasa Ibu - Hillari Dita Regi

bahasa ibu adalah bahasa jujur dan sederhana

yang tak kenal lelah diajarkan sejak mulut kita belajar mengeja

dengan irama dan nada terbata-bata

yang mengundang tawa

bahasa ibu adalah bahasa kesetiaan

yang diajarkan di sela-sela menyantap makan

meminta minum - merindu mandi

girang bermimpi renang - menghapal nama-nama mal

bahasa ibu adalah bahasa yang mengantarkanku

fasih membaca alam. Panas, hujan, angin berdebu

yang menuntun tatih langkah dewasaku

bahasa dari ibu harus kalian syukuri

selagi kamu merasa tumbuh besar dan mewangi

mampu mengenal bahasa warna-warni seperti ini.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus