Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Asma adalah penyakit peradangan pada saluran udara ke paru-paru. Masalah kesehatan ini membuat penderitanya sulit bernapas dan sulit saat melakukan aktivitas fisik yang berat. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), sekitar 25 juta orang di Amerika menderita asma. Kondisi ini umum dialami anak-anak Amerika 1 dari 12 anak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saat bernapas biasanya akan mengambil udara masuk melalui hidung atau mulut kemudian turun ke tenggorokan dan sampai di paru-paru. Ada banyak saluran kecil di paru-paru yang membantu mengantarkan oksigen ke aliran darah. Asma terjadi ketika saluran udara membengkak dan otot-otot di sekitarnya kaku. Kemudian lendir mengisi saluran udara dan membuat jumlah udara yang bisa masuk berkurang.
Gejala Asma
Dikutip dari Healthline gejala asma yang paling umum adalah timbul suara saat bernapas, berikut beberapa gejala asma:
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
1. Batuk, terutama saat malam hari dan saat tertawa
2. Sesak di dada
3. Sesak napas
4. Kesulitan berbicara
5. Kecemasan atau panik
6. Kelelahan
7. Nyeri di dada
8. Ritme pernapasan cepat
9. Kesulitan tidur
Penderita asma memiliki gejala yang bervariasi atau berbeda-beda tiap orang. Seseorang mungkin menunjukkan gejala masalah pernapasan dan lainnya mengalami batuk. Oleh karena itu sebaiknya memeriksakan diri ke dokter dan meminum resep dari dokter.
Penyebab Asma
Meskipun asma sering terjadi pada anak-anak dan hilang dengan sendirinya namun penyakit ini dapat kembali ketika sudah dewasa. berikut penyebabnya:
1. Genetika
Jika orang tua atau saudara kandung menderita asma bisa jadi kita juga. Orang dengan riwayat infeksi virus parah selama masa kanak-kanak, seperti infeksi virus pernapasan syncytial, lebih mungkin untuk menderita asma.
2. Hipotesis
Teori ini menjelaskan bahwa ketika bayi tidak mendapat cukup gizi di bulan-bulan dan tahun-tahun awal sehingga sistem kekebalan tidak menjadi kuat untuk melawan asma dan kondisi alergi lainnya.
3. Emosi
Faktor risiko asma yang sering menyebabkan kemunculan gejala asma adalah ekspresi emosi yang berlebihan. Asma dipengaruhi oleh stres psikologis, yang menunjukkan hubungan timbal balik antara faktor periferal yang meregulasi reaksi inflamasi dan respon saraf pusat terkait stres dan reaktivitas emosi. Ekspresi emosi yang ekstrim dapat menyebabkan hiperventilasi dan hipokapnia, yang menyebabkan penyempitan jalan napas.
Penyebab penderita asma paling umum antara lain infeksi saluran pernapasan, iritasi akibat lingkungan, alergi, kondisi cuaca ekstrem, dan efek obat-obatan tertentu, termasuk aspirin atau obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID).
YOLANDA AGNE
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.