Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sakit kepala merupakan rasa sakit atau nyeri di kepala yang bisa muncul secara tiba-tiba maupun berkala. Nyeri bisa muncul di salah satu sisi kepala maupun seluruh bagian kepala, menyebabkan kepala terasa berdenyut, atau terasa seperti dililit tali dengan kencang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sakit kepala terjadi akibat aktifnya saraf nyeri di kepala yang dapat dipicu kurang tidur, terlambat makan atau makan makanan yang kurang tepat, sakit gigi, infeksi telinga, hipertensi, atau tumor otak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain itu, dari Mayoclinic, sakit kepala dapat disebabkan peradangan atau masalah lain pada pembuluh darah di dalam dan sekitar otak, termasuk stroke, infeksi seperti meningitis, tekanan intrakranial yang terlalu tinggi atau terlalu rendah, dan cedera otak traumatis.
Sementara itu, faktor risiko sakit kepala dapat disebabkan kegelisahan, gangguan tidur, kegemukan, terlalu banyak mengkonsumsi kafein, penggunaan obat sakit kepala yang berlebihan, dan kondisi nyeri lainnya.
Saat mengalami sakit kepala, Connecticut Children’s memberikan 4 tips pertolongan pertama yang dapat dilakukan, meliputi:
- Berbaring di ruangan gelap dan sunyi.
- Minum cairan yang cukup.
- Minum acetaminophen atau ibuprofen sesuai kebutuhan.
- Letakkan kain dingin dan lembab di dahi atau mata.
Selain itu, St John Ambulance menyarankan agar Anda segera menemui tenaga medis jika mengalami salah satu ciri sakit kepala tak kunjung membaik, rasa sakit semakin parah dan menyulitkan, mengalami nyeri disertai demam atau muntah, mengalami nyeri yang disertai hilangnya kekuatan atau sensasi, mengalami nyeri akibat cedera kepala, memiliki nyeri yang disertai leher kaku dan kepekaan terhadap cahaya.
DELFI ANA HARAHAP
Baca: Kenali 7 Gejala Migrain Sakit Kepala yang Lebih Sering Menyerang Wanita