Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Alami Nyeri Sendi dan Sakit Pencernaan? Mungkin Anda Depresi

Para pasien dengan penyakit psikosomatik secara umum akan mengeluhkan sejumlah gejala fisik akibat depresi dan stres. Salah satunya nyeri sendi.

16 Juni 2019 | 16.33 WIB

Ilustrasi depresi. Shutterstock
Perbesar
Ilustrasi depresi. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Apakah Anda mengenal istilah psikosomatik? Seorang psikiater di klinik psikosomatik Omni Hospital Alam Sutera, Andri pun menjelaskan bahwa ini merujuk pada suatu keadaan psikologis yang dikaitkan dengan kondisi fisik. Para pasien dengan penyakit psikosomatik secara umum akan mengeluhkan sejumlah gejala fisik akibat depresi dan stres. Agar meningkatkan kepedulian dan juga segera mendapatkan pertolongan terkait psikosomatik, Andri di situs kesehatan miliknya, psikosomatik.net pun menjelaskan empat diantaranya.

Baca: Kehilangan Ibu, Pangeran William Sempat Alami Tekanan Mental

1. Migrain
Ahli saraf yang berspesialisasi dalam pengobatan sakit kepala, Lisa K. Mannix, MD mengatakan bahwa 40 persen orang dengan migrain pasti mengalami depresi. Sebuah studi pada tahun 2009 juga menunjukkan bahwa 11 persen mahasiswa di sebuah universitas yang menderita migrain setidaknya mengalami satu atau lebih jenis gangguan mood, mulai dari depresi berat hingga gangguan panik yang bisa merujuk pada psikosomatis.

2. Nyeri Sendi
Fibromyalgia atau penyakit kronis yang berhubungan dengan nyeri sendi sering dikaitkan dengan depresi. Bahkan, sebuah penelitian mengatakan bahwa kasus yang sering menyerang perempuan paruh baya alias di atas usia 40 tahunan ini memiliki resiko depresi 3 kali lebih besar ketimbang mereka yang bukan pasien fibromyalgia. Hal tersebut disebabkan oleh kekakuan, peradangan dan kerusakan tulang rawan sendi yang sebenarnya adalah gejala depresi karena bisa menyebabkan penurunan mood.

3. Masalah pencernaan
Sejak dahulu, masalah pencernaan memang tidak pernah lepas dari gangguan psikologis. Sebab, keduanya memang saling dihubungkan melalui sel-sel saraf. Tak heran, penelitian yang dipresentasikan dalam acara World Congress of Psychiatry di Berlin pada tahun 2017 menyebutkan bahwa beberapa gejala depresi dan kecemasan dapat dihilangkan dengan merawat usus dan memakan probiotik.

Ahli saraf terkenal Dr. David Perlmutter juga menunjukkan dalam karyanya, Grain Brain bahwa orang yang menderita gangguan mood akan cenderung peka terhadap gluten. Sebaliknya, depresi pun bisa ditemukan pada sebanyak 52 persen individu yang sensitif terhadap gluten.

Baca : Pubertas Dini Memicu Depresi pada Anak, Ini Penjelasan Pakar

4. Mengalami masalah kardiovaskular
Menurut National Institute of Mental Health, 3 dari 20 pasien jantung di Amerika Serikat mengalami depresi. Studi terbaru juga menunjukkan bahwa pasien penyakit jantung koroner memiliki risiko tinggi untuk mengalami depresi, dan begitupun sebaliknya. Rupanya, depresi dan kecemasan akan mempengaruhi ritme jantung, meningkatkan tekanan darah, meningkatkan kadar insulin dan kolesterol dan meningkatkan kadar hormon stres.

SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA | PSIKOSOMATIK.NET

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus