Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Duduk di tepi kolam renang sambil menenggak minuman dingin memang menyegarkan saat menikmati liburan. Tapi pakar kesehatan justru tak menyarankan demikian. Pasalnya, kita tak pernah tahu kebersihan air untuk membuat es batu, apakah mengandung bakteri berbahaya seperti E coli atau kolera.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meski air telah melalui proses pembekuan, tetap saja bakteri bisa bertahan hidup. Risiko yang sama juga ada pada es krim, terutama yang dijual di pinggir jalan. Perhatikan pula kebersihan air yang digunakan untuk mencuci buah atau menggosok gigi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Tergantung ke daerah mana perginya dan apakah airnya mengandung bakteri," kata Dr. Joanne Santini, pakar mikrobiologi di University College London (UCL), dikutip dari Daily Mail. "Sebagian Asia Tenggara, Asia Selatan, sebagian Afrika, dan mungkin sebagian tempat di barat juga berisiko memiliki air yang terkontaminasi bakteri."
Ia menyarankan jika tak terlalu yakin dengan kebersihan air di lokasi liburan, bawa minuman botol sendiri atau masak dulu air sebelum meminumnya untuk menghindari diare atau kolera.
Lupakan sandal jepit
Selain minum es, ia juga mengimbau tidak menggunakan sandal jepit yang biasa menjadi favorit saat bersantai di tepi kolam renang. Podiatris mengingatkan risiko mata kaki terkilir dan patah tulang jika memakainya.
"Memang enak buat dipakai di pinggir kolam tapi kami tidak merekomendasikannya untuk berjalan jauh karena minim dukungan pada kaki dan justru bisa lebih banyak bahayanya daripada manfaatnya," ujar Emma McConnachie, juru bicara di Royal College of Podiatry.
"Sandal jepit dan sepatu terbuka bisa meningkatkan risiko cedera, terutama bila berjalan agak jauh. Cedera yang umum adalah kaki melepuh, otot tertarik, engkel terkilir, dan bahkan tulang kaki atau engkel retak," lanjutnya.
Pilihan Editor: Ibu Hamil Boleh Minum Air Dingin dan Es, Ada Syaratnya