Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Nina Nugroho adalah label busana muslimah rancangan desainer Nina Septiana. Nina mengusung konsep modest fashion for professional yang bernuansa klasik modern, yaitu memadukan gaya desain klasik yang timeless dengan pemilihan warna yang tegas yang tak lekang waktu dan gaya modern yang up to date dan mengikuti kebutuhan dan tuntutan mobilitas dunia modern.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam kesempatan Hybrid Fashion Show yang digelar Indonesia Sharia Economic Festival atau ISEF 2021 kali ini, Nina Nugroho membawakan koleksi dengan tema Janggawari. Tema Janggawari diambil dari nama sebuah kain tenun nan unik dan langka yang berasal dari Suku Baduy Banten Jawa Barat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Nina, filosofi menenun terutama kain tenun Janggawari ini menarik untuk diangkat, karena terkait erat dengan keberdayaan perempuan dalam hal menjaga fitrah dan harga dirinya sekaligus menjaga kedisiplinan dan sosial budayanya.
Keberdayaan perempuan Suku Baduy terkait erat dengan aktivitas menenun yang hanya boleh dilakukan oleh perempuan. Hal ini sejalan dengan semangat kampanye Gerakan #akuberdaya yang sedang digaungkan oleh brand Nina Nugroho, dengan tujuan melejitkan keberdayaan perempuan Indonesia.
"Kain tenun Baduy Janggawari didominasi oleh warna alam, yang oleh masyarakat Baduy diartikan dengan suci dan kukuh mempertahan kan martabat suku Baduy dari pengaruh budaya luar. Coraknya yang sederhana mencerminkan sikap hidup dan adat istiadat yang masih ketat dijaga sebagai warisan nenek moyang," ucap Nina dalam konferensi pers, Kamis 28 Oktober 2021.
Nina Nugroho membawakan koleksi dengan tema Janggawari dengan material utama kain tenun dari Suku Baduy/Foto: ISEF 2021
Cara suku Baduy menjaga kehormatannya, mengajarkan kedisiplinan dan menghormati adat istiadat leluhur melalui kegiatan menenun seiring dengan filosofi Nina Nugroho sebagai busana kerja wanita yang dalam setiap desainnya menjunjung tinggi nilai-nilai seorang perempuan dan setiap detailnya dalam rangka menjaga kehormatan dan kesopanan perempuan Indonesia. Nina konsisten menjaga kaidah-kaidah tersebut dalam setiap karyanya.
Koleksi yang ditampilkan kali ini adalah sebanyak delapan koleksi desain busana kerja berbalut tenun Janggawari , tenun khas Baduy yang dibuat dalam versi high end. Disajikan dengan siluet A line yang dituangkan dalam konsep 2in1 fashion. Shirt dipadukan dengan pipe pants dan kulot, midi shirt dipadukan dengan rok dan long outer yang dipadukan dengan shirt, kesemuanya disajikan dalam tatanan sustainable fashion. Yaitu seperti menggunakan dua buah busana namun sejatinya hanya menggunakan satu busana.
"Perbedaannya dengan tahun-tahun yang lalu, kini kami melahirkan inovasi baru long outer yang 2in1 dan pemilihan bahan wastra kain Tenun Janggawari Baduy. Selain itu, untuk koleksi kali ini, Nina membuat versi mass product-nya yang bisa di dapatkan di exhibition ISEF 2021 dalam ukuran yang lengkap," lanjutnya.
Dalam setiap busana signaturenya aksesoris kancing Swarovski nan mewah yang disukai perempuan selalu menjadi pelengkap. Menggambarkan selera naluriah perempuan yang menyukai kemewahan dalam sebuah busana. Hal ini memancarkan aura kekuatan dan percaya diri seorang perempuan.
Ada pun bahan yang digunakan adalah bahan taffeta Victoria dipadukan dengan kain tenun Janggawari. Dalam berbagai warna. Sebagai inner puringnya, dipilih bahan satin rosella yang mewah dan sangat nyaman tentunya.
Dalam penampilan di atas panggung ISEF 2021 kali ini, penampilan Janggawari diperkaya dengan tas koleksi Ella & Glo. Tas dari bahan kulit sapi dan domba, dengan ciri khas lasser cut berpola bunga, sign n plus serta anyaman, mempercantik penampilan koleksi Janggawari.
Harapan Nina Nugroho, melalui event ISEF 8th ini, Nina dapat mengkampanyekan Gerakan #akuberdaya yang senada filosofi nya dengan Kain Tenun Janggawari Baduy. Sehingga dapat mengingatkan kembali kepada setiap perempuan Indonesia, bahwa tampil cantik itu tidak harus berlebihan, dengan gaya yang elegan dan penuh kesopanan justru membantu perempuan Indonesia menjaga kehormatan dan marwah dirinya.