Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Bukan Cuma Korban, Istri Juga Bisa Lakukan Kekerasan pada Suami

Selama ini mungkin orang lebih sering melihat istri sebagai korban kekerasan dalam rumah tangga. Padahal suami pun bisa menjadi korban.

27 Februari 2020 | 09.10 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), istri terhadap suami. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Bukan hanya suami yang suka melakukan kekerasan terhadap istri. Hal sebaliknya kini juga kerap terjadi. Psikolog yang juga direktur Minauli Consulting Medan, Irna Minauli, mengatakan pada kenyataannya kekerasan dapat juga terjadi dari istri terhadap suami, dan dari anak terhadap orang tua.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Selama ini orang kebanyakan beranggapan bahwa Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) hanya terjadi pada suami terhadap istri," ujar Minauli.

Ia menyebutkan pada kasus kekerasan yang dilakukan oleh suami terhadap istri dapat berbentuk kekerasan fisik, seperti penamparan dan pemukulan, dan kekerasan verbal macam menghina dan merendahkan pasangan.

Kemudian, kekerasan sosial seperti melarang atau membatasi aktivitas sosial istri dengan lingkungan, kekerasan seksual seperti memaksakan aktivitas seksual tanpa kesepakatan istri, dan kekerasan finansial, contohnya suami yang tidak menafkahi istri atau bahkan mengekploitasi istri secara finansial.

"Adapun, bentuk kekerasan yang biasa dilakukan oleh istri biasanya berupa kekerasan sosial, seperti membatasi pergaulan suami sehingga istri selalu mengecek handphone suami, serta kekerasan verbal, di mana istri merendahkan harga diri suami," terangnya.

Minauli menjelaskan, kekerasan fisik yang dilakukan oleh istri terhadap suami tergolong langka karena biasanya secara fisik laki-laki lebih kuat dibandingkan perempuan. Dengan demikian, kekerasan fisik biasanya terjadi ketika suami lebih lemah dibandingkan istri, misalnya karena mengalami kelumpuhan.

Merawat orang yang sakit bukanlah tugas yang mudah. Terlebih, biasanya mereka yang sakit juga cenderung menjadi lebih rewel karena merasa tidak nyaman dengan penyakitnya.

"Kondisi seperti ini biasanya menimbulkan frustasi pada istri, karena di satu sisi ia merasa harus berbakti pada suami namun di sisi lain juga mengalami kelelahan fisik dan mental, terlebih ketika harus merawatnya sendirian," tambahnya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus