Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Natrium, salah satu kandungan pada garam, memiliki peranan penting yang dibutuhkan tubuh sebagai zat gizi esensial untuk mewujudkan hidup sehat, kuat, dan aktif. Kelebihan maupun kekurangan (defisiensi) natrium berisiko menjadi gangguan kesehatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jika kelebihan, maka efeknya adalah muncul berbagai penyakit degeneratif seperti hipertensi, stroke, gagal jantung, dan lain lain. Jika kekurangan, maka efeknya adalah gangguan fungsi otot dan saraf, gangguan kontrol gula darah, dan lain-lain.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Nah, bagaimana menyeimbangkan dan mengendalikan asupan garam? Menurut ahli gizi Hardinsyah, ada beberapa cara untuk mengendalikan asupan garam, yang sesuai dengan kebiasaan atau pola konsumsi masyarakat Indonesia.
Kebiasaan masyarakat Indonesia dalam membuat masakan memang banyak menggunakan bumbu dan rempah yang memiliki cita rasa tinggi. Padahal dalam berbagai bumbu dan rempah itu juga sudah cukup banyak terkandung natrium.
"Nah cara yang sesuai jika masakan kita sudah banyak menggunakan berbagai bumbu rempah adalah dengan hanya manambahkan garam dapur dalam jumlah yang sedikit sekali," ujar Hardinsyah, di acara webinar Ajinomoto Indonesia bekerjasama dengan PERGIZI PANGAN Indonesia menggelar Webinar Event: "Keamanan dan Manfaat Kesehatan Bumbu dan Penguat Rasa, Serta Strategi Pengendalian Asupan Garam Guna Mewujudkan Hidup Sehat".
Menurut Hardinsyah, jika kita ingin makanan yang kita konsumsi memiliki cita rasa yang tinggi, namun juga ingin diet rendah garam, dengan menggunakan bumbu seperti MSG yang bisa dijadikan solusi.
"Banyak penelitian di luar negeri seperti di Jepang, menunjukkan bahwa penggunaan MSG bisa menjadi strategi diet rendah garam. Sebab, kandungan natrium dalam MSG hanya 1/3 dari kandungan natrium pada garam dapur biasa,” lanjutnya.
Public Relations Manager Ajinomoto Indonesia Katarina Larasati mengatakan acara webinar kali ini diperuntukkan bagi ahli gizi, ahli diet, dan mahasiswa dan mahasiswi program Gizi dan Kesehatan Masyarakat, karena pihaknya merasa perlu menyebarkan fakta yang benar dan informatif tentang bumbu umami yang akan mendukung mereka tetap sehat, bahkan saat di situasi pandemi COVID-19.
"Selain itu, kami berharap para mahasiswa sebagai calon ahli gizi masa depan Indonesia, dapat menyebarkan fakta informatif dan fakta ilmiah tentang apa yang kami sampaikan hari ini kepada masyarakat luas," katanya.