Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Cara Menjalani Isolasi Mandiri yang Benar Menurut Guru Besar FK Unair

Isolasi mandiri atau isoman adalah langkah pencegahan dini agar virus tidak menular sekaligus penyembuhan terhadap Covid-19.

18 Juli 2021 | 10.45 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Relawan Dompet Dhuafa membawa makanan untuk diberikan kepada warga positif COVID-19 yang sedang menjalani isolasi mandiri di Kawasan Kramat Jati, Jakarta, Jumat, 16 Juli 2021. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Isolasi mandiri merupakan penanganan dini saat seseorang dinyatakan positif Covid-19 atau mulai merasakan gejala Covid-19. Isolasi mandiri atau kini biasa disingkat isoman merupakan cara pencegahan dini agar viru tersebut tidak menyebar ke orang lain.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sepertinya terdengar tidak mudah, karena orang yang lagi sakit harus menyingkir atau mengasingkan diri dari lingkungan barang sebentar. Namun karena karakteristik virus corona, maka kita wajib melakukan isolasi, bisa secara mandiri atau di suatu tempat terpusat.     

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Airlanga, Djoko Santoso memberikan panduan atau tips yang teoat cara melakukan isolasi mandiri. Isolasi mandiri akan bisa memutus rantai penyebaran, namun jika pelasanaannya salah akan berakibat pada munculnya klaster keluarga.   

“Isolasi mandiri di rumah harus dilakukan dengan benar guna memutus mata rantai penularan. Kemudian juga harus dilakukan dengan pengawasan dokter yang berperan dalam penentu kesembuhan,”  kata Djoko seperti dikutip Tempo dari laman Unair, Ahad 18 Juli 2021.  

Berikut tips yang diberikan Djoko Santoso untuk isolasi mandiri,

Memperhatikan lama isolasi

Menurut penuturan Djoko, orang tanpa gejala dapat dikatakan bebas isolasi setelah isolasi mandiri selama sepuluh hari. 

“Namun jika orang dengan gejala adalah sepuluh hari ditambah tiga hari bebas gejala,” lanjutnya. 

Tidak Ada Kontak Erat Baru

Guru besar dari Unair tersebut mengatakan lingkungan isolasi sebaiknya tidak terpapar oleh kontak erat baru.

Selain itu orang yang merawat pasien isolasi harus menggunakan APD lengkap dan sebaiknya tidak memiliki penyakit penyerta atau komorbid.

“Batasi satu orang saja yang berinteraksi merawat pasien dan pilihlah orang yang sehat tanpa penyakit penyerta,” tuturnya. 

 

Memaksimalkan Aktivitas di dalam Kamar Isolasi

“Banyak aktivitas yang dapat dilakukan di dalam kamar isolasi, asal aktivitas tersebut tidak memerlukan banyak tenaga yang menyebabkan lamanya proses penyembuhan,” ujar dosen yang kerap disapa Prof. Djoko. 

Menurutnya untuk mengurangi rasa jenuh dan bosan saat tidak berinteraksi dengan keluarga dalam satu ruangan, pasien isolasi mandiri dapat melakukan aktivitas sesuai hobinya seperti membaca buku, menulis, meditasi, atau kegiatan lainnya.

 

Cek Saturasi Oksigen Secara Berkala

Untuk mengecek kadar oksigennya secara, pasien isolasi mandiri dapat menggunakan oksimetri.  Nilai normal saturasi oksigen sekitar 96-100%, jika kurang maka terdapat potensi hipoksia atau kekurangan oksigen.

“Alangkah baiknya pasien memiliki alat oksimetri sendiri, sehingga sewaktu-waktu dapat mengecek kadar oksigennya. Maka dari itu pasien dapat mengidentifikasi kondisinya secara rutin,” ungkap Djoko. 

 

Menerapkan Pola Hidup Sehat

Menurut Djoko, menerapkan pola hidup sehat dengan mengonsumsi makanan bergizi, tidur yang cukup, dan menghindari stress.

“Makanan yang baik untuk penderita Covid-19 adalah makanan sumber protein seperti telur, daging, ikan, dan kacang-kacangan. Selain itu dapat mengonsumsi makanan sumber vitamin dan mineral seperti buah, sayur, dan madu murni,” 

Terakhir, Djoko mengingatkan untuk minum obat sesuai anjuran dokter dan selalu melaporkan kondisi kepada dokter selama menjalani isolasi mandiri.

TATA FERLIANA 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus