Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Cegah Wasir, Hindari Mengejan saat BAB

Dokter menyarankan tidak mengejan saat buang air besar (BAB) agar wasir tak muncul, yang bisa ditandai keluarnya benjolan di anus.

2 Desember 2021 | 19.43 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi wasir (Pixabay.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Mengejan biasanya dilakukan saat orang mengeluarkan feses atau kotoran yang keras. Spesialis bedah dari Universitas Udayana, dr. Heru Sutanto K, SpB., menyarankan tidak mengejan saat buang air besar (BAB) agar wasir tak muncul, yang bisa ditandai keluarnya benjolan di anus.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Agar ini tak terjadi, Heru menyarankan gaya hidup sehat, termasuk konsumsi makanan mengandung serat, mengurangi daging merah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kalau kita makan serat, sayuran tidak tercerna masuk ke usus besar, berusaha mengimbangi efek penyerapan air oleh usus besar sehingga konsistensi feses lembek tidak keras," tuturnya.

Selain itu, berusahalah mencukupi kebutuhan air minum harian yang juga bermanfaat demi mencegah terkena dehidrasi. Menerapkan gaya hidup sehat lain, seperti rutin berolahraga 30 menit sehari minimal lima kali per minggu, mengurangi duduk, menghindari obesitas juga berperan membantu tak terkena wasir.

Wasir atau ambeien disebabkan adanya kelainan atau pembesaran pembuluh darah di usus besar bagian akhir atau anus. Lemahnya pembuluh darah dan gangguan otot di sekitar pembuluh darah bisa juga menjadi penyebab.

Dari sisi derajat, secara umum tahap awal atau derajat satu ditandai tak ada benjolan yang keluar dan semata BAB berdarah. Pada derajat dua, pasien mengeluh ada benjolan tetapi dapat masuk lagi. Derajat tiga yakni ada benjolan saat BAB yang bisa masuk kembali tetapi dipaksa menggunakan tangan. Sementara pada derajat empat benjolan tidak bisa masuk, dan derajat lima selain benjolan tidak bisa masuk juga ada rasa nyeri.

Pilihan pengobatan disesuaikan pada keparahan kondisi. Pada derajat satu bisa minimal invasif, obat, dan perbaikan gaya hidup. Derajat dua peran obat lebih tinggi, derajat tiga dan empat mulai dipikirkan minimal invasif, sementara pada derajat lima pengobatannya berupa operasi terbuka untuk mengambil seluruh benjolan.

Di sisi lain, pada yang terkena wasir, terkadang juga merasa gatal pada anus. Kondisi ini bisa diatasi dengan pemberian salep untuk menghilangkan gejala gatal, sekaligus mengurangi inflamasi sehingga pembuluh darah diharapkan mengecil dan keluhan berkurang.

"Obat bisa diberikan pada wasir yang tahap awal. Angka kekambuhan cukup tinggi. Obat minum sama, dia berfungsi membuat pembuluh darah lebih lancar, pembuluh darah diperbaiki, inflamasi berkurang. Obat seperti ini pada beberapa kasus bisa sembuh, tetapi sayangnya tidak setinggi itu," kata Heru.

Menurut Heru, kehamilan menjadi faktor risiko wasir. Tetapi pada kebanyakan kasus, setelah wanita melahirkan maka ambeien menutup sendiri karena tekanan berkurang, misalnya karena memang anatomi tubuh normal ambeiennya jadi menghilang.

Selain itu, bawaan kondisi tubuh seperti struktur anatomi yang lemah seperti pembuluh darah mudah pecah atau katup di dalam pembuluh darah lemah, pola makan tak sehat, gaya hidup tidak aktif juga bisa menjadi faktor risiko. Usia juga menjadi faktor risiko wasir karena semakin tua, semakin lemah otot-otot di bawah, maka pembuluh darah pun lemah sehingga membesar. Selain itu, obesitas menyebabkan otot-otot bagian bawah sering berkontraksi.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus