Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pernah dengan diet makanan mentah, atau aliran yang cenderung hanya makan makanan raw food? Ini salah satu upaya sebagian orang untuk hidup sehat.
Mereka percaya diet raw food akan membuat tubuhnya menjadi lebih sehat. Apabila merasa cocok atau ingin mencoba kita bisa mengikutinya, tapi tidak boleh asal.
Diet makan mentah pertama kali diperkenalkan oleh dokter asal Swiss, Maximilan Bircher-Benner sejak 1867. Untuk melakukan diet ini, seseorang diharuskan mengkonsumsi makanan yang tidak dimasak, tidak diproses terutama makanan jenis organik. Seseorang yang menjalankan diet makanan mentah hanya mengkonsumsi makanan yang proses memasaknya tidak melebihi suhu 40 derajat celcius.
Baca: Imlek Ditanya Kapan Menikah? Waspadai Dampak Psikologis Ini
Penganut diet raw food mengklaim makanan yang dimasak melebihi suhu 40 derajat celcius tidak sehat, bisa merusak nutrisi dan enzim makanan, serta dapat menjadi racun pada tubuh.
Terdapat dua jenis diet makanan mentah yakni raw veganism dan raw animal food diets. Raw veganism merupakan kelompok diet yang hanya mengkonsumsi sayuran, buah-buahan, biji-bijian mentah, dan kacang-kacangan. Juicearians hanya mengkonsumsi buah dan sayur yang dijus. Pada kelompok sproutarians, lebih banyak mengkonsumsi kecambah biji-bijian.
Sementara raw animal food diets adalah jenis kelompok diet yang hampir sama dengan raw veganism ditambah dari unsur hewani seperti telur mentah, daging mentah, susu mentah. Namun, kelompok ini menghindari buncis mentah, biji-bijian mentah.
Menurut nutrisionis Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) Rita Ramayulis, sebelum melakukan diet tersebut sebaiknya ketahui dahulu jenis makanan yang dapat dimakan mentah dan tidak. Pasalnya, pemanasan pada jenis makanan tertentu diperlukan untuk membuat zat gizi mudah dicerna.
Rita menuturkan terdapat makanan yang mengandung zat gizi dalam keadaan ‘tersedia baik’ tanpa harus dipanaskan. Makanan jenis sepert ini contohnya aneka buah, ketimun, selada, seledri, daun kemangi.
Menurutnya, orang dengan pola makan raw food veganism tidak menerima asupan vitamin B12. Pasalnya, vitamin B12 hanya tersedia melalui jaringan hewani. Pelaku diet raw food veganism dapat menyiasatinya dengan mengkonsumsi makanan fermentasi seperti tempe dan tape. Baca: Imlek 2018 : Intip 8 Hal Tabu yang Tak Boleh Dilakukan
“Raw food ini cocoknya untuk menghindari lemak jenuh yang berlebihan. Kalau untuk diet raw food total sebenarnya tidak dianjurkan, tapi jika ingin melakukan itu paling tidak dapat memastikan pemilihan makanan pertama kali,” tutur Rita.
Rita menganjurkan 2 hal yang perlu dilakukan sebelum mengkonsumsi diet mentah ini. Pertama, mencuci bahan makanan seperti sayuran lembar demi lembar di air yang mengalir guna memastikan tidak ada residu pestisida, telur cacing dan zat berbahaya lainnya pada makanan mentah.
Setelah itu, bahan tersebut harus dibilas atau direndam dengan air hangat untuk mengurangi zat antinutrisi dan zat racun yang terkandung dalam beberapa jenis makanan mentah.
Zat-zat racun yang dimaksud misalnya solanin dan glikoalkoid. Biasanya zat tersebut terdapat pada kentang hijau, tomat hijau, kentang yang banyak terpapar oleh sinar matahari.
“Bahan ini tidak dapat hanya diolah dengan pemanasan saja tetapi perlakuan sebelumnya. Juga harus diperhatikan seperti penyimpanan pada suhu dingin,” ujarnya.
Anda juga perlu mengantisipasi adanya zat racun seperti sianida, HCN, dan sianogenik glukosida yang terdapat pada kacang-kacangan, rebung, umbi, dan biji buah.
Makanan mentah terkadang sulit dicerna. Untuk itu, agar makanan mentah mudah dicerna, lakukan anjuran kedua. Yaitu menghaluskan dengan blender, juicer, atau foodprocessor. Alangkah baiknya apabila menggabungkan aneka buah untuk menambahkan citarasa yang baik pada sayuran. Baca: Narkoba Kembali Menjerat Artis, Ini 3 Jenis yang Sering Dipakai
Kendati begitu, tidak semua orang cocok untuk menerapkan diet makanan mentah. Pola makan seperti itu sangat tidak dianjurkan untuk seseorang dalam masa pertumbuhan seperti anak-anak, wanita hamil dan menyusui, serta penderita anemia dan osteroporosis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini