Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Disfungsi ereksi atau impoten menjadi momok bagi pria. Disfungsi ereksi merupakan gangguan pada alat vital pria yang dapat mempengaruhi kualitas hubungan seksual kepada pasangan, bahkan hingga ke produktivitas penderita.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepada Tempo, dokter spesialis urologi, Ponco Birowo, mengungkapkan faktor-faktor penyebab disfungsi ereksi. Secara garis besar terdapat dua kelompok.
Baca: Ikrar Cinta ala Dilan Disambut Pekik Histeris, Intip Filmnya
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Secara garis besar penyebab disfungsi ereksi ada dua. Pertama, faktor organik dan yang kedua adalah faktor psikogenik. Umpamakan organik adalah hardware komputer sedangkan psikogenik adalah software-nya,” ujar Ponco.
Faktor organik, Ponco menjelaskan, merupakan akibat dari pola gaya hidup. Misalnya merokok, mengkonsumsi banyak makanan berlemak, konsumsi narkoba, kurang berolahraga, kurang istirahat, serta kurang makan sayur juga buah.
Segala penyakit yang mengganggu aliran pembuluh darah juga faktor organik penyebab disfungsi ereksi. “Pada dasarnya, saat ereksi itu aliran darah ke penis akan semakin banyak. Jadi, penyakit yang mengganggu peredaran aliran darah berpotensi gangguan pada ereksinya,” ujar Ponco.
Baca: Kahiyang Ayu Juga Suka Hewan, Termasuk Kucing dan Orang Utan
Penyakit seperti kencing manis (diabetes), darah tinggi, penyakit jantung, kolesterol tinggi, kurang hormon, infeksi menular seksual, dan kelainan anatomi penis termasuk penyakit yang disebutkan Ponco.
Kemudian, faktor berikutnya adalah faktor psikogenik. Faktor psikogenik mencakup sisi sosial dari penderita itu sendiri. Saat dalam kondisi stres, contohnya, dapat mempengaruhi gangguan pada ereksi. “Pekerjaan yang berat, masalah keluarga, bertengkar hebat dengan pasangan pun dapat menyebabkan disfungsi ereksi,” kata Ponco.