Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Dokter Ungkap Tanda Pengapuran Sendi yang Terasa saat Bangun Tidur

Lutut kaku saat bangun tidur harus diwaspadai sebagai tanda pengapuran sendi. Bagaimana mengatasinya?

9 Juli 2024 | 21.33 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi wanita memegang lutut. Foto: Freepik.com/Drazen Zigic

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis bedah ortopedi konsultan panggul dan lutut Kiki Novito menjelaskan lutut kaku saat bangun tidur harus diwaspadai sebagai tanda pengapuran sendi, khususnya di kelompok usia 45-50 tahun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Usia di atas 45-50 tahun kalau bangun tidur enggak bisa langsung berdiri, pas mau gerak lututnya kaku enggak bisa langsung ditekuk. Dia butuh sekian menit pelan-pelan baru bisa jalan, jadi hati-hati,” kata Kiki di Jakarta, Selasa, 9 Juli 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lulusan Universitas Padjajaran itu mengatakan lutut kaku karena telah terjadi peningkatan derajat pengapuran sendi yang dapat dinilai dari angka 0 sampai 4. Pada derajat 0 dapat dipastikan lutut dalam keadaan sehat. Pada derajat 1-2 bisa terlihat dari kebiasaan saat bangun tidur yang tidak bisa langsung menekuk lutut.

Hindari peningkatan derajat
Pada derajat selanjutnya rasa sakit dan kaku pada lutut akan berangsur menghilang, namun sendi akan terasa sakit jika melakukan jalan yang jauh. Tahap derajat 4 adalah paling berat karena tulang paha dan tulang kering yang sudah bertemu dan tidak ada tulang rawan. Untuk menghindari peningkatan derajat pengapuran sendi, Kiki menyarankan melakukan banyak aktivitas yang memperkuat otot sendi dengan berolahraga jalan kaki dan angkat beban agar cairan sendi dapat merata dan gerak lebih fleksibel.

“Caranya melakukan gerakan aktivitas yang memperkuat otot sendi, agar cairan sendi merata harus ada gerakan. Olahraga 30 menit seminggu 3-4 kali, olahraganya bisa jalan, jogging, sepedaan, gym, main beban,” sarannya.

Presiden Indonesian Hip and Knee Society ini mengatakan gaya hidup dengan melakukan olahraga yang menguatkan otot sendi bisa dilakukan sejak muda karena memasuki usia 35 tahun massa otot sudah mulai berkurang. Jika tidak melakukan latihan fisik dan olahraga akan terjadi pengapuran yang lebih berat karena massa otot juga berkurang. Aktivitas fisik juga diperlukan untuk menjaga berat badan agar tidak membebani sendi, terlebih bagi yang mengalami pengapuran karena genetik atau keturunan.

“Karena tidak semua orang gemuk bisa pengapuran dan tidak semua pengapuran adalah orang gemuk. Pasien kurus banyak karena lebih ke genetik. Kalau mager massa otot berkurang, membuat kekuatan fisiknya berkurang,” kata dokter di RS Medistra Jakarta ini.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus