Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Gejala Kanker Lambung yang Tampak saat BAB

Waspadalah, kotoran berwarna hitam saat BAB mungkin menjadi salah satu gejala kanker lambung. Jangan sampai terlambat ditangani.

3 Juli 2024 | 21.34 WIB

Ilustrasi penderita sakit lambung.
Perbesar
Ilustrasi penderita sakit lambung.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis bedah konsultan bedah digestif RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta, Agi Satria Putranto, mengatakan kotoran berwarna hitam saat buang air besar (BAB) mungkin menjadi salah satu gejala kanker lambung.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

“Memang itu sebetulnya bisa jadi tanda adanya pendarahan di saluran cerna bagian atas,” kata Agi dalam diskusi daring di Jakarta, Rabu, 3 Juli 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Ia menjelaskan keluarnya kotoran berwarna hitam disebabkan adanya darah yang bercampur asam lambung. Pendarahan tersebut bisa berasal dari lambung, usus 12 jari, ujung saluran di kantung empedu atau pankreas, atau bagian atas usus halus.

“Kalau keluarnya banyak seperti itu memang kita harus ke dokter karena buang air besar berwarna hitam. Nanti dokternya akan mendiagnosa kira-kira asal pendarahannya dari mana,” jelasnya.

Menurutnya, kondisi tersebut patut diwaspadai karena buang air besar dalam jumlah yang banyak dan berwarna hitam dapat membahayakan kesehatan penderita, misalnya seperti terkena anemia akibat keluarnya banyak darah merah. Kondisi tersebut juga dapat diikuti sejumlah dampak lain seperti lesu, lelah, hingga penurunan berat badan.

Tumor mempersempit lambung
Apabila penderita memang terbukti terkena kanker lambung dan terlambat ditangani, Agi mengatakan ruang dalam lambung akan menyempit akibat tumor yang semakin membesar sehingga lambung tidak dapat menerima lebih banyak asupan makanan dan zat gizi lain. Mengingat sifat tumor yang dapat tumbuh, baik ke arah dalam maupun luar tubuh, Agi juga menjelaskan hal tersebut dapat menyebabkan makanan yang dikonsumsi sulit masuk ke dalam usus.

“Kita lebih lemas karena anemia sampai suatu saat makanan tidak bisa masuk lagi karena dari lambung ke usus itu melewati suatu terowongan. Di situ tidak terlalu besar, diumpamakan hanya sejari telunjuk lebih sedikit. Itu akan tertutup sama tumor, kalau sudah tertutup pasti sakit, enggak bisa makan, minum. Jadi akibatnya muntah,” ucapnya.

Agi mengingatkan bila penderita tidak segera ditangani maka tumor dalam lambung dapat menyebar atau menempel pada organ lain. Karena itu, Agi menyarankan kepada masyarakat untuk mulai menjalankan pola hidup sehat dengan memakan makanan bergizi seimbang, tidak banyak mengonsumsi makanan berminyak dan panas, serta segera melakukan skrining kesehatan melalui endoskopi atau biopsi bagi yang sudah berusia 40 tahun ke atas untuk mengetahui kondisi kesehatan lambung secara rinci.

Ia menyarankan setiap makanan yang masuk ke mulut dikunyah secara perlahan sehingga menghasilkan tekstur yang halus dan mempermudah lambung serta usus mengolahnya dengan lebih baik. “Itu gejala tumor lambung yang kalau kita tidak lakukan tindakan, dia tumbuh ke dalam dan luar, sehingga penderita merasa tidak enak dan nyeri karena ada peregangan tumor itu,” ujarnya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus