Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Gonggongan lambung

Obat enprostil yang dikenal untuk menyembuhkan sakit maag masih bebas terjual. obat tersebut mempunyai dampak negatif. penemunya, gabriel garry menggugat ke pengadilan. di as obat tsb belum mendapat izin.

26 Januari 1991 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PARA penggemar RCTI (Rajawali Citra Televisi Indonesia) di Jakarta mungkin sudah menonton film Strong Medicine yang diputar awal bulan ini. Film yang diangkat dari buku karangan Arthur Halley dengan setting Amerika pada tahun 1940-an itu, mengisahkan seluk beluk dunia obat-obatan. Untuk mengejar keuntungan, perusahaan obat sering melalaikan keselamatan konsumen. Ternyata, kisah tersebut masih terjadi hingga kini walaupun belum ditemukan korban akibat obat baru seperti dalam film tersebut. Kasus ini terjadi pada obat sakit maag Enprostil yang diproduksi oleh Syntex Corporation. Perusahaan di Amerika Serikat itu telah menginvestasikan jutaan dolar untuk mengembangkan obat tadi. Walau para peneliti di perusahaan tersebut menemukan bahwa obat itu mempunyai dampak negatif, peredarannya diteruskan. Bahkan, setelah Syntex kalah di pengadilan, di beberapa negara Enprostil masih juga dipakai untuk menyembuhkan maag. Maag berasal dari bahasa Belanda yang berarti lambung. Menurut dr. Daldiyono, Kepala Sub-Bagian Gastroenterologi FKUI/RSCM, Jakarta, istilah klinis yang tepat untuk penyakit itu adalah dispepsia. Salah satu penyebabnya adalah terjadinya luka pada selaput lendir lambung. Cikal-bakal ditemukannya Enprostil pada 1977 dengan dimulainya penelitian yang dipimpin oleh Gabriel Garay. Ia ini peneliti senior di perusahaan Syntex. Penelitian ini merupakan sebuah proyek besar karena waktu itu penderita dispepsia di seluruh dunia diperkirakan ada 23 juta orang. Tiga tahun kemudian, Syntex Corporation memenangkan hak paten untuk komponen obat tersebut. Dan Garay dicantumkan sebagai penemunya. Enprostil, kata Daldiyono, adalah turunan prostaglandin. Ini senyawa aktif dalam tubuh yang merangsang kontraksi otot polos, menurunkan tekanan darah, dan mempengaruhi khasiat hormon tertentu. Dari obat tersebut Syntex Corporation berharap bisa memetik 50-100 juta dolar tiap tahunnya. Apalagi, kemudian ditemukan Enprostil yang juga bisa menurunkan kolesterol bagi para peminumnya. Namun, kemudian ditemukan pula kekurangan obat baru itu. Ada kecenderungan Enprostil bisa mengakibatkan darah membeku. Dan, yang lebih parah, sambil menyembuhkan dinding lambung para penderita dispepsia, ia juga menyebabkan timbulnya kembali penyakit tersebut. Ini sudah dibuktikan oleh Garay ketika mencobanya pada marmut. Hewan kecil berbulu itu benar-benar mengalami penggumpalan darah. Sebuah memo segera dilayangkannya kepada pimpinan perusahaannya, tetapi mereka mengabaikannya. Bahkan uji coba dalam pembuluh darah ditunda walaupun percobaannya pada manusia tetap dilakukan. Pada 1985, Enprostil diterjunkan ke tengah masyarakat. Obat ini boleh masuk negara lain, tetapi belum bisa mengambil pasaran AS karena US Food and Drug Administration (FDA) belum memberi izinnya. Tampaknya, sulit bagi perusahaan ini menembus izin di negaranya sendiri karena beberapa percobaan yang sudah diuji membuktikan kekurangan obat tersebut. Misalnya, percobaan yang dilakukan terhadap obat itu apa bisa menjaga dinding lambung dari pengaruh minuman keras. Dengan menggunakan sebuah selang, lambung pada orang yang diuji coba itu disemprot dengan Enprostil, lalu dengan alkohol. Ternyata, Enprostil justru meningkatkan kerusakan yang disebabkan oleh alkohol. Hasil uji coba ini dibantah oleh Paul Freiman, pimpinan Syntex Corporation. Uji coba dengan penyemprotan lambung diang- gap aneh karena penyembuhan penderita dilakukan dengan menelan pil. Ia menambahkan bahwa perusahaannya selalu mengadakan penelitian ilmiah sebelum obat dilempar ke pasaran. Katanya, hampir 20% penghasilan mereka digunakan untuk kegiatan penelitian ini. Karena dibloking FDA, Syntex mengalihkan tempat uji cobanya ke Inggris. Namun, atasan Garay, Roger Whiting, tidak menyebutkan dampak negatif Enprostil yang sudah ditemukan. Hanya, kemudian Whiting sendiri yang ketemu batunya ketika membuktikan di laboratoriumnya: obat itu bisa menyebabkan pembekuan dan kejang dalam pembuluh darah. Ini bisa menimbulkan penyakit jantung. Toh pimpinan perusahaan tampaknya bersiteguh pada pendapatnya, "Biarkan anjing menggonggong, kafilah jalan terus." Bahkan, pada 1987 Gabriel Garay diberhentikan sebagai kepala bagian farmakologi gastrointestinal. Kesal dengan perlakuan terhadap dirinya itu, Garay melaporkan efek Enprostil pada FDA sehingga perusahaan tersebut diperingatkan. Kemudian kasus ini lalu berlanjut ke pengadilan. Paul Freiman mengatakan, perusahaannya tidak pernah menghentikan penelitian dan menutup-nutupi dampak obat itu. Dan Garay disebutnya sebagai doktor farmakologi yang hanya menghabiskan waktu dalam bisnis real estate. Tiga tahun setelah kasus ini masuk pengadilan, keluar keputusan. Syntex divonis harus membayar Garay 17,5 juta dolar -- 15 juta dolar di antaranya untuk ganti kerugian. Kekalahan ini sebagian karena Syntex gagal mengajukan laporan standar keselamatan ke FDA. Tapi, karena tak ada bukti pernah ada korban akibat Enprostil, Syntex naik banding. Meskipun demikian, di Prancis dan Meksiko sampai kini Enprostil masih saja dijual. Menurut pimpinan Syntex, tidak pernah ada masalah serius dengan obat itu. Tetapi di labelnya dicantumkan bahwa obat tersebut mempunyai efek samping seperti sakit perut dan diare. Sedangkan peringatan mengenai kemungkinan pembekuan darah atau luka lambung tidak disertakan. Diah Purnomowati

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus