Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Daging merupakan sumber protein, vitamin, dan mineral bagi tubuh. Daging merah menyediakan zat besi dan vitamin B12 yang diperlukan tubuh. Menurut para ahli, jumlah daging yang baik untuk dikonsumsi adalah 70 gram setiap harinya. Melebihi jumlah tersebut dapat meningkatkan kolesterol yang tinggi dalam darah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Olahan daging merah seperti sosis, daging asap, dan salami menyumbang risiko terjadinya kondisi kronis seperti penyakit jantung, diabetes, dan obesitas. Konsumsi daging merah dan olahannya seringkali dihubungkan dengan risiko kanker. Menurut World Health Organization (WHO), ada cukup bukti yang menunjukkan bahwa daging olahan mengandung karsinogen, yaitu zat yang dapat menyebabkan pertumbuhan sel kanker.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut penelitian yang dilakukan Harvard, satu porsi daging merah mentah dapat meningkatkan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskuler atau kanker sebanyak 13 persen. Sementara satu porsi daging olahan dapat meningkatkan risiko kematian akibat penyakit yang sama sebanyak 20 persen.
Kunci dari konsumsi daging merah sebenarnya adalah pengolahannya. Ketika dimasak dengan suhu yang terlalu tinggi, daging dapat membentuk zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan. Memasak dengan metode mengukus dan merebus jauh lebih baik ketimbang memanggang dan menggoreng.
Jika ada bagian daging yang gosong, lebih baik buang bagian tersebut ketimbang memakannya. Memanasi daging menggunakan bawang putih, air jeruk, atau minyak zaitun dapat mengurangi zat berbahaya.
Menurut seorang kardiologis dari Klinik Scripps di Carmel Valley, Stephen Hu,mengonsumsi daging merah tetap diperbolehkan. Namun, jumlah dan cara pengolahan harus diperhatikan agar tidak meningkatkan risiko penyakit jantung.
Daging merah secara alami mengandung kolesterol tinggi, minyak jenuh, dan sodium. "Daging merah sebaiknya dikonsumsi secara terbatas," ujarnya dikutip Tempo dari laman resmi Klinik Scripps, Rabu, 21 Juli 2021.
The American Heart Association merekomendasikan pola makan yang didominasi oleh buah-buahan, sayur, kacang-kacangan, susu rendah lemak, biji-bijian, unggas, dan ikan sebagai pengganti daging merah dan minuman manis.
Menurut Ketua Departemen Gizi di Harvard Medical School, Dokter Frank Hu, konsumsi daging merah dapat digantikan dengan unggas, ikan, telur, kacang-kacangan, dan makanan berbasis tanaman lainnya.
DINA OKTAFERIA