Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Ini Sebab Mata Anak Cepat Lelah, Cek 3 Solusinya

Sekitar 52 persen orangtua mengkhawatirkan penglihatan anak mereka. Apa yang harus dilakukan?

31 Oktober 2018 | 07.45 WIB

Puluhan santri belajar mengaji di tengah lapang beralaskan tikar dengan menggunakan penerangan Senter di Jebres, Mojosongo, Surakarta, Jawa Tengah, Jumat, 1 Juni 2018. Murid-murid pesantren Baitul Mustofa melakukannya satu kali dalam bulan Ramadhan kegiatan belajar membaca Al quran tersebut bertujuan untuk lebih mendekatkan diri kepada sang pencipta dan alam sekitar. Bram Selo Agung/Tempo
Perbesar
Puluhan santri belajar mengaji di tengah lapang beralaskan tikar dengan menggunakan penerangan Senter di Jebres, Mojosongo, Surakarta, Jawa Tengah, Jumat, 1 Juni 2018. Murid-murid pesantren Baitul Mustofa melakukannya satu kali dalam bulan Ramadhan kegiatan belajar membaca Al quran tersebut bertujuan untuk lebih mendekatkan diri kepada sang pencipta dan alam sekitar. Bram Selo Agung/Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Menurut data polling yang dilakukan secara online kepada 8000 responden di 11 negara yang salah satunya adalah Indonesia, 52 persen orangtua mengkhawatirkan penglihatan anak mereka.

Baca juga: Waspada Bahaya Sinar UV pada Kesehatan Mata

Sebesar tiga perempat dari orangtua di Indonesia nyatanya khawatir apabila kerusakan mata pada anak terjadi akibat kurangnya kualitas pencahayaan. Lantas, kriteria seperti apa saja yang termasuk dalam kualitas pencahayaan yang baik?

Terdapat tiga faktor utama yang harus diperhatikan. Pertama, lampu tidak dalam keadaan flicker atau secara umum dikenal dengan tegangan berkedip. Kedua, lampu tidak berefek stroboskopik atau pemutusan gerakan berkelanjutan yang tidak wajar seperti getaran. Ketiga, distribusi cahayanya harus merata atau tidak hanya terfokus pada satu titik.

Keterangan tersebut disampikan oleh General Manager Philips Lighting Indonesia, Rami Hajjar, pada acara yand digelar Signify bertajuk Teknologi Interlaced Optics di Tugu Kunstkring Paleis, Jakarta, 30 Oktober 2018 siang. Acara ini juga sekaligus digelar untuk memperingati World Sight Day 2018, yaitu peringatan tahunan mengenai kesadaran global terhadap masalah penglihatan.
Ilustrasi anak membaca buku. Shutterstock
Nyatanya, tidak sedikit orangtua yang percaya bahwa pemilihan bohlam untuk penerangan dapat mempengaruhi prestasi anak.

“Penerangan yang tidak baik akan mempengaruhi mata anak khususnya saat mereka belajar, membaca dan menulis. Ini dapat membuat mata mereka menjadi cepat lelah dan kehilangan konsentrasi, sehingga mereka akan lebih memilih untuk meninggalkan aktivitas tersebut. Hal ini yang kemudian mempengaruhi prestasi anak di sekolah. Maka dari itu, menurut data kami, 83 persen orangtua di Indonesia percaya bahwa lampu berkualitas dapat mendukung prestasi anak,” kata Head of Integrated Communication of Signify Lea Kartika Indra.

Pengecekan mata secara berkala juga perlu dilakukan dalam rangka menjaga kesehatan mata anak.

Baca: Mau Keluar Rumah, Jangan Lupa Lindungi Mata dari Sinar Matahari

“Selain perlunya pencahayaan yang baik dan melakukan kegiatan outdoor setiap harinya untuk mencegah miopia, orangtua juga wajib membawa anak mereka untuk cek mata secara berkala. Hal ini penting karena anak memiliki kecenderungan untuk mengalami gangguan mata yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang dewasa. Sebaiknya setiap enam bulan sekali, mata anak-anak diperiksa,” kata dokter spesialis mata Rina La Distia, pada kesempatan yang sama.

SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus