Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Inilah Gejala Orang yang Terinfeksi Virus Langya, Virus Baru yang Ditemukan di Cina

Virus Langya merupakan jenis virus baru yang ditemukan di Cina dengan gejala demam, batuk, kelelahan, dan mual.

11 Agustus 2022 | 07.24 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi Virus

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Walaupun sudah bergulir selama lebih dari tiga tahun, tetap tergambar dengan jelas peristiwa beberapa tahun lalu ketika kemunculan Covid-19 yang menghebohkan dan mengubah tata kehidupan masyarakat di dunia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Banyak sumber mengatakan bahwa kemunculan virus Corona bermula dari salah satu laboratorium di Cina. Namun, belum lama ini, Reuters justru memberitakan bahwa ditemukan virus jenis baru lagi di Cina,

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pemberitaan tersebut menunjukkan bahwa Pemerintah Cina menemukan sekitar 35 warga terinfeksi virus Langya. Virus ini merupakan turunan dari jenis virus Henipa sehingga sering kali disebut sebagai Langya Henipavirus. 

Reuters melaporkan bahwa virus ini ditemukan dalam sampel usap tenggorokan dari pasien demam di Cina bagian timur. Sejauh ini, virus tersebut diprediksi dapat menular dari hewan ke manusia.

Selain diduga berasal dari hewan, kemunculan virus tersebut juga dikaitkan dengan beberapa kasus demam. Orang yang terinfeksi virus Langya sering kali dilaporkan turut mengalami demam, kelelahan, batuk, anoreksia, mialgia, dan mual.

Dikutip dari laman Hindustan Times, Wakil Direktur Pusat Pengendalian Penyakit Taiwan, Chuang Jen-hsiang, menyampaikan bahwa 35 pasien di Cina tidak memiliki kontak dekat antara satu dan lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa penularan virus terhadap manusia berkemungkinan terjadi secara sporadis. 

Sayangnya, perlu diketahui, bahwa virus Langya merupakan virus baru sehingga para ilmuwan memerlukan beberapa waktu untuk menguji dan mengidentifikasi penanganan virus tersebut. Alhasil, saat ini yang dapat dilakukan hanyalah pemantauan terhadap orang terjangkit. 

Lebih lanjut, diberitakan oleh Tempo, saat ini virus tersebut belum memiliki vaksin atau metode pengobatan yang pasti. Satu-satunya pengobatan adalah perawatan suportif untuk mengelola komplikasi.

Terlebih lagi, satu hal pasti yang perlu digarisbawahi adalah Wang Linfa, Profesor Program Penyakit Menular di Duke-NUS Medical School, menyampaikan bahwa kasus-kasus virus Langya sejauh ini tidak berakibat fatal atau sangat serius. Karena itu, masyarakat diminta untuk tidak panik secara berlebihan. 

ACHMAD HANIF IMADUDDIN

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus