Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Jangan Kucilkan Penderita Kusta, Penyakit Kusta Bisa Disembuhkan

Penyakit kusta merupakan penyakit infeksi yang disebabkan Mycobacterium leprae dan banyak menyerang kulit dan sistem saraf. Bisakah disembuhkan?

29 Juni 2022 | 09.09 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Seorang pasien penderita kusta duduk di dalam kamar perawatan di pusat rehabilitasi rumah sakit Sintanala, Tangerang, Banten, Selasa (13/2). Badan Kesehatan dunia World Health Organisation (WHO) menyatakaan Indonesia menduduki peringkat ketiga penyumbang penyakit kusta di Dunia. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kusta merupakan sebuah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae dan banyak menyerang kulit dan sistem saraf. Penyakit kusta memiliki dua tipe, yaitu tipe kering dan tipe basah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Penyakit kusta kering memiliki gejala seperti bercak mati rasa dari satu sampai lima titik serta kerusakan saraf tepi yang hanya satu saraf. Sedangkan, kusta basah memiliki gejala bercak mati rasa yang jumlahnya lebih dari lima titik dan keusakan saraf tepi lebih dari satu saraf. Selain itu, jika diperiksa melalui laboratium, dalam kusta basah akan ditemukan kuman M.leprae, kuman ini tidak dapat ditemukan pada kusta kering yang dicek di laboratorium.

Jenis Penyakit Kusta

Mengutip dari laman Mayapada Hospital, disebutkan bahwa penyakit kusta dikelompokkan ke dalam enam jenis yang dibedakan berdasarkan tingkat keparahannya, antara lain:

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

1. Intermediate leprosy

Intermediate leprosy ditandai dengan beberapa lesi datar yang memiliki warna pucat atau lebih cerah dari warna kulit di sekitarnya.

2. Tuberculoid leprosy

Tuberculoid leprosy ditandai dengan beberapa lesi datar yang terkadang memiliki ukuran besar, mati rasa, serta diiringi dengan pembesaran saraf.

3. Borderline tuberculoid leprosy

Borderline tuberculoid leprosy ditandai dengam munculnya lesi yang memiliki ukuran kecil dan lebih banyak dari tuberculoid leprosy.

4. Mid-borderline leprosy

Mid-borderline leporsy ditandai dengan banyaknya lesi kemerahan yang tersebar secara acak dan tidak simetris, mati rasa, dan pembekakan kelenjar getah bening.

5. Borderline lepromatous leprosy

Borderline lepromatous leprosy ditandai dengan lesi yang banyak dan bisa berbentuk benjolan, datara, nodul, serta terkadang akan terasa mati rasa.

6. Lepromatous leprosy

Lepromatous leprosy ditandai dengan lesi yang tersebar secara simetris dam umumnya lesi tersebut mengandung banyak bakteri. Selain itu, gejalanya ditandai juga dengan rambut rontok, gangguan saraf, hingga kelemahan otot yang berdampak pada anggota gerak.

Apakah Kusta Bisa Menular?

Mengutip dari laman Dinas Kesehatan DKI Jakarta, disebutkan bahwa penyakit ini bisa menular dari penderita yang tidak diobati ke orang lain dengan kontak melalui pernapasan dan juga melalui kontak kulit. Dalam sebuah penelitian disebutkan bahwa hanya sebagian kecil, yaitu sekitar lima persen yang tertular kusta.

Kusta Bisa Disembuhkan

Kusta bukanlah penyakit kutukan seperti yang banyak dituduhkan orang-orang. Penyakit kusta sama dengan banyak penyakit-penyakit lain yang bisa disembuhkan. Cara untuk mengobati penyakit kusta adalah melalui terapi medis dan obat-obatan. Penderita kusta akan diberikan kombinasi obat-obatan yang harus dikonsumsi secara rutin dan teratur untuk mencapai kesembuhan. Selain itu, bagi penderita kusta untuk mendapatkan obat-obatan tersebut tidak perlu merogoh kocek karena pemerintah sudah menyediakannya secara gratis.

EIBEN HEIZIER

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus