Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pembunuhan anak yang dilakukan oleh remaja berusia 15 tahun kepada balita berumur 6 tahun masih menjadi perbincangan publik. Pelaku berinisial NF itu tega menghabisi nyawa tetangganya di rumahnya sendiri di Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat, pada Kamis, 5 Maret 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Teknik yang digunakan juga begitu kejam, yakni menceburkan korban berinisial APA ke dalam bak air. Sebagai orang tua tentu harus bisa mencegah anak dari hal-hal negatif seperti itu. Ada beberapa cara yang bisa diterapkan agar anak-anak menjalankan perilaku baik dan terhindar dari aktivitas keji ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Psikolog anak dan keluarga dari Universitas Indonesia, Anna Surti Ariani, mengatakan pertama, orang tua wajib menghindari budaya kekerasan yang mewarnai kehidupan anak remaja.
“Misalnya, dengan tidak memperbolehkan anak menonton video dan film berbau pembunuhan dan berbagai kekerasan lain,” katanya saat dihubungi Tempo.co pada Selasa, 10 Maret 2020.
Selain itu, hentikan pula aktivitas kekerasan dalam di rumah dari orang tua ke anak. Ini termasuk kekerasan fisik (pukulan, tendangan, cubitan), kekerasan emosional (ancaman, kata-kata kasar, hinaan), ataupun pengabaian.
“Jauhkan anak juga dari perundungan dan penghinaan di lingkungan sekolah dan sekitar tempat tinggalnya,” ujarnya.
Bagaimana dengan pendidikan agama? Wanita yang akrab disapa Nina itu mengatakan mendekatkan remaja pada Tuhan juga bisa dilakukan.
“Tapi yang terpenting bukan sekedar tatanan pengetahuan atau kognisi seperti menghafal agama saja namun dijadikan perilaku, misalnya dalam agama mempraktikan kehangatan, penghargaan kepada orang lain, dan disiplin,” jelasnya.