Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Kasus SMPN 1 Turi, Hindari Kesalahan Ini saat Susur Sungai

Tragedi siswa SMPN 1 Turi jangan sampai terulang. Berikut hal yang perlu dipahami sebelum susur sungai agar tak terjadi kesalahan.

25 Februari 2020 | 09.49 WIB

Sungai Sempor, Donokerto Turi Sleman tempat tragedi susur sungai yang menewaskan sejumlah siswa SMPN 1 Turi pada Jumat sore, 21 Februari 2020. Tempo/Pribadi Wicaksono
Perbesar
Sungai Sempor, Donokerto Turi Sleman tempat tragedi susur sungai yang menewaskan sejumlah siswa SMPN 1 Turi pada Jumat sore, 21 Februari 2020. Tempo/Pribadi Wicaksono

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Musibah dialami oleh 249 siswa SMPN 1 Turi, Sleman, Yogyakarta pada Jumat sore, 21 Februari 2020. Mereka melakukan susur sungai sebagai salah satu bentuk kegiatan Pramuka. Sayangnya, mereka justru terseret arus dengan 23 di antaranya luka-luka dan 9 lainnya meninggal dunia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Sebenarnya, susur sungai merupakan aktivitas yang menyenangkan. Namun, beberapa kesalahan tidak boleh dilakukan agar pengalaman susur sungai bisa memberi makna. Pendiri Canyoning Lombok, Supii Liem, pun menyebutkan beberapa kesalahan yang wajib dihindari.

Pergi tanpa mengecek lokasi
Kesalahan pertama yang tak boleh dilakukan adalah susur sungai tanpa mengecek lokasi sebelumnya. Instruktur canyoning bersertifikat itu menjelaskan bahwa lokasi harus dicek sehari sebelum keberangkatan untuk memastikan trekking aman.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

“Ini juga memudahkan kita supaya tidak tersesat karena sungai memiliki intersection yang harus dipilih dengan benar,” katanya saat dihubungi Tempo.co pada Minggu, 23 Februari 2020.

Pergi pada waktu dan cuaca yang tidak tepat
Menurut Supii, setiap orang yang akan berangkat susur sungai tidak boleh melupakan waktu dan cuaca sebab ini berpengaruh pada risiko perjalanan yang semakin besar. Ia lantas menyarankan agar masyarakat tidak susur sungai di sore hingga malam hari karena kondisi jalanan gelap. Begitu pula dengan cuaca hujan dan curah hujan tinggi yang menyebabkan trekking licin.

“Jadi, harus dipastikan berangkat itu pagi hari dan cuacanya sedang kering,” ungkapnya.

Awam tentang mitigasi bencana
Setiap orang yang akan melakukan aktivitas di luar ruangan sebaiknya mengetahui mitigasi bencana. Tujuannya tentu untuk mempersiapkan diri apabila terjadi bahaya yang menimpa. Sayangnya, masih minim pengetahuan masyarakat tentang hal ini. Salah satu mitigasi termudah menurut Supii adalah dengan membawa pelampung saat susur sungai.

“Misalnya, jika akan terbawa arus, seseorang tidak akan tenggelam dan tetap mengapung di atas air dengan pelampung,” jelasnya.

Tidak menggunakan pakaian yang tepat
Banyak orang memilih untuk menggunakan pakaian yang nyaman saja saat akan susur sungai. Padahal, hal ini tidak benar. Supii mengatakan bahwa pakaian yang wajib digunakan bukan sekedar nyaman tapi juga harus bisa melindungi dari risiko di sepanjang perjalanan. Tak heran, ia menyarankan atasan yang ringan disertai dengan wetsuit (pakaian yang digunakan untuk berbagai kegiatan olahraga air).

“Baju yang ringan membuat peserta susur sungai lebih mudah bergerak dan wetsuit tujuannya untuk menghangatkan badan,” tegasnya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus