Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meluncurkan Strategi Nasional (Stranas) Pengendalian Resistensi Antimikroba periode 2025-2029 sebagai upaya pencegahan kematian akibat resistensi antimikroba (AMR).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengatakan peluncuran Stranas Pengendalian Resistensi Antimikroba merupakan kesempatan penting untuk belajar dari kesalahan masa lalu dan berkomitmen dalam upaya pencegahan resistensi AMR. “Stranas ini dibangun dengan empat pilar penting, yaitu pencegahan penyakit infeksi, akses terhadap layanan kesehatan esensial, diagnosis tepat waktu dan akurat, serta pengobatan yang tepat dan terjamin kualitasnya,” katanya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa 20 Agustus 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dia menjelaskan strategi itu memiliki tiga landasan utama, yakni tata kelola efektif, informasi strategis, serta sistem evaluasi eksternal.
Sebelumnya, katanya, telah dilakukan koordinasi lintas sektor dalam penanganan kasus AMR di Indonesia, dengan mengacu pada Permenko PMK Nomor 07 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Pengendalian Resistensi Antimikroba periode 2020-2024. Ia berharap, peluncuran Stranas Pengendalian Resistensi Antimikroba menjadi harapan untuk menyelamatkan jutaan orang pada masa mendatang.
Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes Azhar Jaya mengungkapkan secara global pada 2019 ada 1,27 juta kematian disebabkan AMR. Ia menyebutkan bahwa angka tersebut diproyeksikan terus meningkat dan pada 2050 diperkirakan menyebabkan 10 juta kematian.
Dia menjelaskan strategi nasional ini upaya preventif mengatasi peningkatan kasus kematian akibat AMR yang menjadi ancaman global. “Kalau ini tidak kita handle dengan baik tentu saja akan menimbulkan permasalahan terutama di negara kita (Indonesia),” ujarnya.
Dia mengatakan Stranas Pengendalian Resistensi Antimikroba memuat 14 intervensi utama, yang akan digunakan sebagai bahan masukan untuk menyusun rencana aksi nasional pengendalian AMR lintas sektor periode 2025–2029.
Pelaksana Tugas Team Lead untuk Sistem Kesehatan WHO Roderick Salenga mengatakan peluncuran Stranas Pengendalian Resistensi Antimikroba ini berdasarkan pada pendekatan berorientasi manusia WHO. “Pendekatan ini akan menjawab langsung hambatan-hambatan yang dihadapi orang-orang saat mengakses layanan kesehatan untuk mencegah, mendiagnosis, dan mengobati infeksi, termasuk infeksi yang resistan terhadap obat,” ujarnya.
Dengan kata lain, ujarnya, pendekatan ini memprioritaskan akses dan keadilan yang merupakan nilai-nilai penting dalam transformasi kesehatan. “Kami berharap kepemimpinan Indonesia terus menginspirasi tidak hanya kesadaran, melainkan juga tindakan,” ujarnya.
Pilihan Editor: Sembarangan Minum Antibiotik Sebabkan AMR, Apa Itu?