Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kesulitan tidur, gangguan tidur ataupun insomnia memiliki keterkaitan penyebab dengan diabetes.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari laman Psychology Today, dokter Michael J. Breus Ph.D. menyebutkan bahwa adanya gangguan tidur dengan diabetes. “Jadwal tidur yang tidak teratur dan gangguan tidur dapat meningkatkan risiko diabetes dan juga membuat pengelolaan penyakit menjadi lebih sulit,” katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Apnea tidur obstruktif atau OSA adalah gangguan tidur yang paling umum pada penderita diabetes. Dari berbagai penelitian, sebanyak 86 persen juga mengalami apnea tidur obstruktif. Penderita diabetes memiliki memiliki risiko lebih tinggi terkena OSA dan penderita OSA memiliki risiko lebih tinggi karena diabetes. Para ilmuwan masih berupaya memahami cara kerja kondisi kedua penyakit ini mempengaruhi satu sama lain. Akan tetapi, jelas diketahui bahwa obesitas berperan penting dalam sleep apnea dan diabetes.
OSA ialah apnea tidur obstruktid adalah kondisi yang ditandai dengan periode pernapasana yang menurun atau terputus-putus selama tidur. Pada penderita OSA, saluran napas tersumbat sebagian atau seluruhnya, sehingga aliran udara terputus untuk sementara.
OSA membuat kuliatas tidur individu terganggu dan dapat menyebabkan tidur menjadi terfragmentasi serta gelisah, sehingga membuat penderitanya sering terbangun sebab pernapasan mereka terganggu.
Gangguan tidur atau insomnia memiliki keterkaitan penyebab dengan diabetes. Insomnia dapat mencakup beberapa gangguan jenis tidur, seperti kesulitan untuk tidur, kesulitan untuk tetap tidur, bangun pagi, dan bangun dalam kondisi tidak segar.
Insomnia juga dapat terjadi bersamaan dengan diabetes, baik karena disfungsi metabolisme yang medasarinya atau karena gejala diabetes atau keduanya. Diabetes tipe 2 adalah golongan penyakit diabetes yang paling sering dianggap sebagai penyakit yang berhubungan dengan pola makan dan olahraga.
Jika masalah tidur tergolong serius, maka diabetes cenderung lebih parah dan kurang terkontrol. Hal ini membuat tidur mempengaruhi banyak elemen yang mempengaruhi perkembangan dan perjalanan penyakit, mulai dari hormon hingga berat badan dan kebiasaan makan, hingga suasana hati, stres, dan fungsi kekebalan tubuh. Namun, perlu diketahui juga bahwa tidak semua penderita diabetes mengalami kesulitan tidur.
Penyebab mendasar diabetes, termasuk disfungsi ritme sirkadian (gangguan pada jam biologis) dan gangguan hormon metabolikm dapat menyebabkan masalah tidur ini. Akan tetapi, gejala diabetes itu sendiri juga dapat mengakibatkan tidur yang terputus-putus, gelisah, tidak segar, dan tidak cukup.
Penderita diabetes dapat mengalami berbagai gejala mengganggu tidur, seperti:
1. Sering buang air kecil
Hal ini adalah gejala umum hiperglikemia, atau kadar gula darah tinggi yang dapat terjadi pada siang dan malam hari. Kebutuhan untuk buang air kecil di malam hari dikenal sebagai nokturnia. Kebutuhan ini dapat mengganggu kualitas tidur.
2. Rasa haus yang berlebihan
Rasa haus yang berlebihan atau dehidrasi adalah gejala hiperglikemia dan hipoglikemia atau kadar gula darah rendah. Gejala ini dapat mengganggu kualitas tidur.
3. Kelaparan
Gejala ini disebabkan kadar gula darah tinggi dan rendah. Sulit untuk tertidur dalam keadaan lapar. Kemudian, makan banyak sebelum tidur juga dapat mengganggu tidur.
4. Berkeringat
Tanda gula darah rendah ini dapat mencegah penderita tertidur dan berakibat pada gangguan tidur. Tidak hanya itu, berkeringat juga dapat mengganggau kualitas tidur di malam hari.
5. Kecemasan dan Mudah Tersinggung
Gula darah rendah dapat memicu kecemasan. Gangguan ini dapat membuat kualitas tidur terganggu dan menyebabkan insomnia. Penderita dengan gula darag rendag juga dapat mengalami pusing dan jantung berdebar-debar, detak jantung yang cepat atau debar-debar jantung ini dapat mengganggu kemampuan tidur mereka.
6. Neuropati Diabetik
Penderita diabetes sering mengalami kerusakan saraf. Bentuk neuropati diabetk yang paling umum biasanya menyerang kaki dan tungkai, dan terkadang tangan dan lengan yang menimbulkan rasa nyeri, mati rasa, kesemutan, dan kepekaan, ekstrem terhadap sentuhan.
Pilihan editor: Anatomi Resiko Diabetes pada Tahap Awal Skizofrenia