Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Selain #cucitangan dengan sabun dan air, penggunaan cairan pembersih tangan atau hand sanitizer adalah pilihan lain. Cairan ini merupakan perbekalan kesehatan yang wajib dibawa sebagai pencegahan kontaminasi bakteri dan virus lewat tangan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berdasarkan fakta di lapangan, permintaan masyarakat terhadap hand sanitizer meningkat drastis sejak pandemi Covid-19 dan hal tersebut membuat banyaknya merek-merek baru bermunculan. Hand sanitizer memang sangat membantu dalam menjaga kebersihan dan kesehatan tubuh namun perlu diperhatikan bukan hanya virus corona yang harus diwaspadai tapi juga bakteri E. Coli, virus Influenza, dan bakteri serta virus lainnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Dengan banyaknya jenis dan merek sanitizer, konsumen harus sangat selektif dalam memilih, terutama untuk pemakaian jangka panjang. Jika salah pilih, bukan hanya kulit tangan menjadi kering tapi juga akan menyebabkan iritasi,” kata Erwin Hadi Saputra, manajer penjualan dan pemasaran Acquassimo, salah satu merek cairan pembersih tangan.
Menurutnya, hand sanitizer yang berbahan dasar alami tanpa alkohol, pewangi, bahan kimia, dan pengawet diyakini aman untuk pemakaian jangka panjang. Selain itu, penggunaan sebaiknya juga memperhatikan jenis kulit pengguna. Kulit sensitif tentu lebih mudah iritasi dari efek penggunaan cairan pembersih tangan berkelanjutan.
Praktisi kesehatan dan juga dokter estetik antipenuaan, dr. Inaldo Harlim, menyarankan penggunaan hand sanitizer berbahan dasar alami tanpa pengawet, residu, dan bebas pewangi kimia sehingga tidak menyebabkan kulit kering, iritasi, bahkan menimbulkan dermatitis.
"Terlebih lagi dalam pemilihan sanitizer yang diperuntukkan untuk kulit bayi, kita harus lebih selektif dalam memilih. Sehat plus kulit tetap terawat, itu poinnya” jelasnya.