Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Akhir-akhir ini, masyarakat dihebohkan dengan pesan singkat yang beredar di dunia maya. Pada pesan tersebut, seseorang mengungkapkan bahwa matanya buta karena terlalu sering bermain gawai. Namun, benarkah berita tersebut?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Spesialis mata dari Rumah Sakit Jakarta Eye Center (JEC), Nina Asrini Noor, pun memberikan tanggapan. Ia menjelaskan bahwa bermain gawai memang memiliki dampak negatif.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Terlebih kalau dikerjakan terlalu lama, dengan jarak yang dekat dan tanpa istirahat,” katanya dalam acara Media Gathering di Jakarta pada Rabu, 29 Januari 2020.
Nina mengatakan penggunaan gawai tidak akan memberi pengaruh secara langsung pada kebutaan sebab untuk menuju proses kebutaan, dibutuhkan berbagai tahap.
“Bukan main gawai terus-terusan langsung jadi buta itu tidak. Pasti hoaks,” ungkapnya.
Menurut Nina, beberapa dampak langsung yang bisa dialami dari bermain gawai itu termasuk mata kering, mata lelah, mata merah, hingga penglihatan yang kurang tajam atau minus. Dari dampak langsung tersebut, seluruhnya bisa mempengaruhi kesehatan mata yang mungkin dapat menyebabkan kebutaan.
Nina mengambil contoh mata kering. Dari mata kering yang tak kunjung diatasi, infeksi bisa dialami. “Kalau infeksi dan tidak diperiksakan, risiko jadi semakin parah dan menjadi kebutaan itu ada. Tapi intinya bukan main gadget langsung buta tapi ada tahapan dan proses panjangnya,” tuturnya.