Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Masalah Mata yang Sering Tak Disadari tapi Bisa Sebabkan Kebutaan

Meski jadi penyebab umum kebutaan, sekitar separuh penderita tidak menyadari punya glaukoma sehingga penanganan terlambat.

4 November 2024 | 16.35 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi Glaukoma. Wikipedia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Banyak penyebab kebutaan, termasuk infeksi retina, penyakit metabolik seperti diabetes, kondisi terkait usia seperti degenerasi makula, atau gangguan genetika macam retinitis pigmentosa. Penyebab umum lain adalah glaukoma. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Meski umum, sekitar separuh penderitanya tidak menyadari punya glaukoma, kata Dr. Jeffrey Schultz, direktur divisi glaukoma di Pusat Medis Montefiore di Bronx, New York. Glaukoma adalah penyakit yang menyebabkan kerusakan progresif dan perlahan pada saraf optik. Perkembangan kerusakan diakibatkan timbunan cairan yang menyebabkan tekanan pada mata, jelas Tyler Barney, dokter mata di Eagle Vision di Utah, Amerika Serikat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pada kebanyakan kasus, peningkatan tekanan tidak terasa sakit atau terdeteksi namun secara perlahan bisa merusak saraf optik yang menghubungkan mata dan otak. Kerusakan ini tak bisa diperbaiki dan kemudian menurunkan daya penglihatan, bahkan menyebabkan kebutaan.

Penyebab glaukoma
Selain sering tak terdeteksi, penyebab pasti glaukoma juga belum diketahui. "Banyak faktor yang bisa meningkatkan risiko orang mengalaminya," kata Barney kepada USA Today.

Faktor risiko termasuk riwayat glaukoma di keluarga, etnis, adanya masalah kesehatan lain seperti miopia dan diabetes, dan usia dengan orang berumur di atas 40 tahun lebih berisiko mengalaminya. Schultz menambahkan faktor lingkungan juga bisa berpengaruh, misalnya polusi udara, merokok, minum alkohol, pola makan tinggi lemak, iklim seperti temperatur tinggi dan sering terpapar sinar matahari, dan bahkan sleep apnea. 

Trauma atau cedera pada mata juga bisa jadi penyebab, baik terjadi langsung maupun beberapa waktu kemudian. Kabar baiknya, meski tak bisa disembuhkan, perawatan segera bisa menghentikan atau memperlambat perkembangannya. 

"Tekanan pada mata bisa dikontrol denga menggunakan obat tetes mata yang diresepkan dokter," ujar Barney.

Obat tetes bekerja dengan cara meningkatkan pengeluaran air dari mata atau dengan mengurangi cairan penyebab tekanan pada mata. Pengobatan dengan laser atau operasi juga bisa jadi pilihan untuk memperlambat perkembangan penyakit.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus