Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Masih Malasnya Anak Sikat Gigi Malam, Ini Kata Ahli

Kebiasaan menyikat gigi pada malam hari masih sering dilewatkan. malas sikat gigi bisa akibatkan gigi berlubang. Simak kata ahli untuk tangani ini.

22 Maret 2020 | 10.11 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Relawan dokter gigi mengajarkan cara sikat gigi yang benar pada anak-anak di Sakola Pasar Cihapit, Bandung, Jawa Barat, 15 April 2016. Program edukasi dini ini digelar tanpa pungutan biaya sama sekali. TEMPO/Prima Mulia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kebiasaan menyikat gigi pada malam hari ternyata masih sering dilewatkan oleh anak-anak maupun orang tua mereka. Berdasarkan survei global yang dilakukan Unilever bekerjasama dengan King’s College London, ada 34 persen anak-anak di Indonesia yang memiliki kesehatan gigi dan mulut kurang baik. Salah satu alasannya karena belum membiasakan diri untuk sikat gigi di malam hari. Survei tersebut melibatkan 5 ribu anak dan orang tua di delapan negara di seluruh dunia, sekitar 506 anak diantaranya berasal dari Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ketua Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia Sri Hananto Seno mengatakan menyikat gigi pada pagi hari setelah sarapan dan malam hari sebelum tidur dapat menekan kerusakan gigi hingga 80 persen pada anak-anak, dibandingkan dengan hanya menyikat gigi satu kali sehari.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurutnya, kegiatan menyikat gigi di malam hari sangatlah penting karena mulut anak-anak menghasilkan lebih sedikit air liur ketika mereka tidur. “Dalam kondisi ini, kuman dan bakteri memiliki lingkungan yang sempurna untuk berkembang lebih cepat, dan mengubah sisa makanan menjadi asam, dan akhirnya menyebabkan gigi berlubang,” ujarnya, Sabtu 22 Maret 2020.

Head of Sustainable Living Unilever Indonesia, Ratu Mirah Afifah mengatakan berdasarkan survey global Unilever ditemukan bahwa anak-anak yang tidak rutin menyikat gigi berpeluang 40 persen lebih tinggi untuk lebih sering mengalami sakit gigi sehingga terpaksa harus absen dua kali lebih sering daripada yang menyikat gigi

Selain itu, anak-anak yang giginya tidak sehat akan semakin minder di sekolah sehingga 25 persen diantaranya memilih untuk tidak aktif mengikuti kegiatan sekolah. Apalagi, biasaya anak-anak yang tidak giginya tidak sehat akan lebih sering diejek temannya dan sepertiga diantaranya merasa rendah diri.

Ratu mengatakan orang tua memiliki peranan sangat penting untuk menanamkan kebiasaan menyikat gigi di malam hari. Namun, survei global Unilever memperlihatkan bahwa 24 persen orang tua di Indonesia membiarkan anaknya tidur sebelum menyikat gigi. Bahkan 21 persen orang tua menjadikan kebiasaan negatif ini sebagai reward untuk anak mereka. “Diperlukan komitmen kuat dari orang tua untuk menciptakan suasana yang menyenangkan agar anak tidak merasa jenuh atau terpaksa untuk menyikat gigi sebelum tidur,” ujarnya.

Untuk mengedukasi kebiasaan menyikat gigi pada anak, Pepsodent bersama FDI World Dental Federation dan PDGI memperingati Hari Kesehatan Gigi dan Mulut dengan menyebarluaskan edukasi pentingnya menyikat gigi di malam hari pada anak-anak di seluruh Indonesia.

Selain itu, Pepsodent juga akan meluncurkan “Petualangan Mama Sigi & Pepo”, sebuah serial e-book yang menarik bagi anak-anak dan orang tua untuk mendorong rutinitas tidur yang positif. E-book ini berisi rangkaian cerita petualangan yang menyertakan kegiatan menyikat gigi sebelum tidur sehingga anak-anak bisa beristirahat dengan nyaman dan keesokannya percaya diri menghadapi hari yang baru. Dalam waktu dekat, e-book ini bisa didapatkan di www.tanyapepsodent.com.

Sebagai momen puncak, tepat di Hari Kesehatan Gigi dan Mulut Sedunia tanggal 20 Maret 2020, pada pukul 19.30 WIB Pepsodent mengajak seluruh keluarga Indonesia untuk melakukan kegiatan sikat gigi malam secara serentak (Night Brushing Hour) melalui platform digital.

“Format kegiatan ini adalah cara kami untuk ikut mendukung gerakan #Dirumahaja yang saat ini sedang digalakkan di tengah masyarakat. Kami berharap aksi yang turut menggandeng kurang lebih 1.000 dokter gigi serta 75 PDGI cabang ini dapat mendorong anak-anak untuk mengawali kebiasaan baik, dan menerapkannya hingga dewasa nanti,” kata Mirah.

BISNIS

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus