Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Mata Mau Sehat? Rumusnya 20, 20, 20

Menjaga kesehatan mata tak pelak lagi menjadi salah satu pola sehat yang tak boleh diabaikan. Apa kiatnya agar tetap sehat?

31 Oktober 2017 | 12.00 WIB

Ilustrasi pria pemalu. shutterstock.com
Perbesar
Ilustrasi pria pemalu. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Tempo.co, Yogyakarta - Menjaga kesehatan mata tak pelak lagi menjadi salah satu pola sehat yang tak boleh diabaikan. 

Salah satunya adalah deteksi dini dengan memeriksakan mata ke dokter mata, menjadi anjuran para dokter spesialis mata. Terutama di Yogyakarta seperti disebutkan dokter spesialis mata subdivisi vitreoretina Rumah Sakit "Dr Yap" Yogyakarta dr Supanji SpM (K) M.Kes Ph.D, jumlah dokter spesialis vitreoretina di Daerah Istimewa Yogyakarta hanya enam orang. Yaitu di Rumah Sakit "Dr Yap" dan Rumah Sakit Umum Pusat dr Sardjito. Enam dokter tersebut, harus menangani pasien di wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah bagian selatan. Di Rumah Sakit "Dr Yap" saja, satu hari ada 100 pasien retinopati diabetika. "Kami kewalahan, satu pasien harus menunggu selama satu hingga dua minggu untuk bertemu dokter," katanya Senin, 30 Oktober 2017.

Baca juga:
Diabetes di Usia 30? Waspada dengan 2 Penyakit Mata Ini
Halloween, Kisah Awalnya dari Ritual Doa Si Miskin untuk Si Kaya

Karena itu, dia mewanti-wanti, terutama bagi pasien yang didiagnosis diabetes milletus, supaya segera memeriksakan diri ke dokter mata. Sebab, selama ini penderita diabetes hanya fokus pada penyakit gulanya saja. Padahal jika sudah terkena retinopati diabetika bisa menyebabkan kebutaan. "Penanganan saat kondisi awal bisa mencegah kondisi yang lebih parah. Sayangnya pasien biasanya baru datang ketika sudah parah dan harus dioperasi," kata dia.

Padahal, berbeda dengan katarak yang setelah dioperasi bisa mengembalikan penglihatan seperti semula, operasi glaukoma dan retinopati diabetika hanya mempertahankan kondisi mata  yang ada. 

Kewaspadaan tetap harus dilakukan, meski disebutkan Wakil Direktur Pelayanan dan Pendidikan Rumah Sakit "Dr Yap" Yogyakarta, dr Rastri Paramita SpM.,  penyebab kebutaan terbesar masih akibat katarak, diikuti glaukoma dan retinopati diabetika.

Rastri juga menyebutkan penyebab lain yang menyebabkan kebutaan. Yaitu kolesterol, riwayat keluarga juga dan gaya hidup yang kurang aktivitas fisik. Termasuk penggunaan gawai. 

Bagaimana menjaga agar mata tetap sehat, diluar faktor risiko terebut? Rastri punya rumusnya. "Ada rumusnya 20, 20, 20. Setelah melihat dekat selama 20 menit, istirahat 20 detik dengan melihat obyek sejauh 20 feet atau sekitar enam meter," katanya. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus