Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Mengenal Sate Ambal yang Jadi Favorit Pemudik Pansela Jawa

Sate ambal merupakan makanan khas Kebumen yang menjadi favorit para pemudik.

4 Mei 2022 | 19.25 WIB

Image of Tempo
Perbesar
ilustrasi sate (pixabay.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Kebumen -Sate ambal merupakan salah satu kuliner favorit para pemudik yang melintasi jalur Lintas Pantai Selatan (Pansela) Jawa.

Seperti namanya, kuliner ini berasal dari Desa Ambalresmi, Kecamatan Ambal, Kabupaten Kebumen.

Pemudik yang ingin menikmati cita rasa asli sate ambal dapat singgah ke Desa Ambalsari secara langsung. Meski demikian, kuliner ini juga dapat dijumpai di beberapa kawasan lain seperti area Cilacap dan Yogyakarta.

Keunikan dari Cara Membuatnya

Melansir buku Pangan Lokal Kaya Protein karya Dewi Himatul Munif dkk, sate ambal dibuat dari daging ayam atau daging lainnya yang diiris kecil-kecil lalu ditusuk dan dipanggang. Kuliner ini cocok disajikan dengan ketupat maupun nasi hangat.

Keunikan sate ambal terletak pada cara membuat dan bumbu pelengkapnya. Sebelum dipanggang, daging yang telah ditusuk-tusuk akan direndam dengan bumbu rempah-rempah dan gula jawa terlebih dahulu. Sementara bumbu pelengkapnya berbahan dasar tempe yang dihaluskan dan dicampur rempah-rempah.

Saat sudah matang, daging dan bumbu sate ambal biasanya disajikan dalam wadah yang terpisah. Kuliner ini memiliki rasa yang manis, pedas, dan gurih. Rempah-rempah yang digunakan juga menghasilkan bau harum yang menggugah selera.

Menurut sejarah, sate ambal sudah ada sejak jaman Kerajaan Mataram. Kuliner ini dijual pertama kali oleh Demang prajurit Pangeran Diponergoro bernama Sabar Wiryo Taruno sekitar tahun 1983. Penjualan sate ambal kemudian diteruskan oleh generasi berikutnya hingga saat ini.

Selain rasanya yang enak, bahan dari olahan sate ambal juga memiliki kandungan gizi yang baik bagi tubuh. Menurut Direktorat Gizi dan Departemen Kesehatan, setiap 100 gram daging ayam mengandung protein 18,20 gram, lemak 25 gram, dan kalori 404 Kkal.

Sementara tempe yang dijadikan bumbu pelengkap juga mengandung protein nabati bermutu tinggi, lemak, karbohidrat, dan vitamin.

Pada umumnya, sate ambal hanya dapat bertahan kurang dari 24 jam. Akan tetapi, saat ini telah tersedia produk sate ambal kemasan yang dapat bertahan hingga 6 bulan.

Sebagaimana dilansir dari Bisnis.com, sate ambal kemasan dikembangkan pertama kali oleh sepasang suami istri Titin Agustinah dan Nurrokhman Jauhari. Keduanya memberi nama produk mereka Allisha.

Sate ambal kemasan dibuat dengan teknologi retort rumahan yang membuatnya aman untuk dikonsumsi. Produk ini juga telah memperoleh izin Edar BPOM MD (Izin Edar untuk Pangan Olahan) dan Halal MUI. Dengan demikian, para pemudik bisa menjadikan sate ambal sebagai oleh-oleh.

SITI NUR RAHMAWATI
Baca juga : Imbauan bagi Pemudik yang Akan Balik ke Jabodetabek

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus