Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Keju adalah makanan yang dibuat dari susu yang kemudian diproses dengan berbagai cara, tergantung jenis keju itu. Bakteri pun ditambahkan ke susu untuk mengubah laktosa menjadi asam laktat, kemudian ditambahkan enzim yang disebut rennet untuk membantu mengentalkannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Setelah itu ditambahkan garam sebagai penambah rasa sekaligus pengawet. Olahan keju pun kemudian disimpan hingga menua dengan kondisi kelembapan dan temperatur yang terkontrol.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Apapun jenisnya, keju mengandung zat gizi seperti kalsium, nitrogen, zat besi, vitamin B12, zinc, fosfor, riboflavin, dan magnesium, menurut Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA). Seluruh zat gizi itu baik untuk kesehatan tulang dan gigi, meningkatkan kekebalan tubuh serta fungsi saraf, menambah energi, dan membantu fungsi kognitif.
"Keju juga disebut sumber protein berkualitas tinggi yang dapat menambah rasa kenyang, membantu menstabilkan gula darah, serta membangun, menjaga, dan memperbaiki jaringan otot," jelas pakar diet dan konsultan nutrisi Jen Messer kepada USA Today.
Ilustrasi keju cheddar. Foto: Freepik.com/Jcomp
Sisi negatif konsumsi keju
Meski demikian, keju tak selalu berdampak baik buat kesehatan. Satu ons keju padat mengandung lebih dari 120 kalori dan jenis-jenis keju lain juga makanan tinggi kalori. Jadi sering makan keju dalam jumlah banya bisa menambah berat badan, kata Messer.
Keju juga bisa mengandung lemak jenuh tinggi, yang bisa menyebabkan pengerasan pembuluh darah, meningkatkan kadar kolesterol, sehingga bisa menyebabkan penyakit jantung bila dimakan terlalu banyak, jelas pakar diet dan nutrisi Kristina Cooke.
Messer juga mengingatkan keju tinggi sodium sehingga tak baik buat penderita tekanan darah tinggi. Beberapa jenis keju juga bisa menyebabkan masalah pencernaan pada penderita intoleransi laktosa sehingga menyebabkan kembung atau diare.
"Akan tetapi, beberapa jenis keju tua dan alami seperti cheddar, Swiss, mozzarella, parmesan, dan asiago lebih rendah laktosa sehingga lebih bisa ditoleransi," papar Amy Goodson, pakar nutritisi dan diet di Sports Nutrition Playbook.
Pilihan Editor: Hindari Makanan dan Minuman Ini bila Tak Ingin Terserang Migrain