Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Bagi para pekerja, mencari waktu olahraga sangat sulit karena kepadatan jadwal dari pagi hingga sore hari. Beberapa orang mencuri-curi waktu malam untuk berolahraga. Lantas, kapan waktu terbaik untuk olahraga bagi penderita penyakit jantung?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari World Economic Forum, waktu yang tepat untuk berolahraga bergantung pada tujuan dan kebutuhan pribadi masing-masing pribadi. Menurut para ahli, jika Anda ingin meningkatkan kesehatan jantung, waktu terbaik untuk berolahraga adalah antara pukul 8 pagi hingga 11 pagi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebaliknya, jika tujuan Anda adalah menurunkan tekanan darah atau membentuk otot, berolahraga di malam hari lebih disarankan. Namun, disarankan untuk tidak berolahraga antara tengah malam dan pukul 6 pagi karena dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
Dikutip dari Very Well Health, penelitian terbaru yang diterbitkan dalam European Journal of Preventive Cardiology mengungkapkan bahwa berolahraga di pagi hari lebih bermanfaat untuk mengurangi risiko penyakit jantung dan stroke dibandingkan waktu lainnya. Studi tersebut menemukan bahwa berolahraga di pagi hari terkait dengan risiko lebih rendah terkena serangan jantung atau stroke, terlepas dari jumlah aktivitas fisik yang dilakukan sepanjang hari.
Gali Albalak, kandidat PhD di Leiden University Medical Center, menjelaskan bahwa waktu berolahraga memiliki peran penting dalam mengurangi risiko kardiovaskular. Penelitian yang menggunakan data dari UK Biobank ini melibatkan 86.657 orang dewasa dengan rentang usia 42 hingga 78 tahun.
Para peserta menggunakan pelacak aktivitas selama tujuh hari dan hasilnya menunjukkan bahwa mereka yang paling aktif antara pukul 8 pagi dan 11 pagi memiliki risiko penyakit jantung dan stroke paling rendah.
Selama masa tindak lanjut selama enam hingga delapan tahun, ditemukan bahwa 2.911 peserta menderita penyakit jantung koroner (PJK) dan 796 menderita stroke. Para peneliti menyimpulkan bahwa peserta yang paling aktif di pagi hari memiliki risiko 17 persen lebih rendah terkena stroke dibandingkan dengan kelompok referensi.
Wanita yang aktif di pagi hari juga menunjukkan penurunan risiko penyakit jantung dan stroke yang lebih signifikan dibandingkan pria.
Albalak mencatat bahwa temuan ini konsisten terlepas dari jumlah total aktivitas harian dan kronotipe tidur peserta. Meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami mekanisme di balik temuan ini, para ahli menduga bahwa aktivitas fisik di pagi hari membantu mengatur jam biologis dan ritme sirkadian tubuh.
Sementara itu, dilansir dari Forbes, ahli jantung Alexander Postalian menyatakan bahwa berolahraga larut malam dapat mengganggu pola tidur dan pola makan sehat. Ia menyarankan untuk berolahraga di pagi hari untuk hasil yang lebih optimal. Meskipun yang terpenting adalah menemukan waktu yang cocok dengan rutinitas harian masing-masing.
Beberapa orang lebih suka berolahraga di pagi hari karena dapat memberikan tambahan energi dan mengurangi gangguan dari pekerjaan atau keluarga. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa berolahraga di sore atau malam hari juga memiliki manfaat yang signifikan, terutama dalam mengurangi risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular.
Penelitian yang diterbitkan di Diabetes Care pada 2024 menunjukkan bahwa aktivitas fisik sedang hingga berat setelah pukul 6 sore dikaitkan dengan tingkat kematian terendah akibat segala penyebab dan penyakit kardiovaskular.
Studi ini melibatkan lebih dari 29.000 orang dengan obesitas dan menunjukkan bahwa berolahraga di malam hari dapat mengurangi risiko kematian atau penyakit jantung sebesar 25 persen hingga 32 persen.
FORDES | VERY WELL HEALTH | WORLD ECONOMIC FORUM
Pilihan Editor: Inilah Orang yang Lebih Berisiko Terkena Henti Jantung