Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Oleh-oleh Studi Banding ke Magelang, Petani Kopi di Manggarai Bikin Kafe

Kafe yang didirikan oleh para petani kopi di Manggarai itu disebut bukan sekadar menjadi tempat minum kopi dan bersantai.

25 Mei 2021 | 08.38 WIB

Kopi Manggarai dan kopi Lintong hadir di Athens Coffee Festival. Sumber: dokumen KBRI Athena, Yunani
Perbesar
Kopi Manggarai dan kopi Lintong hadir di Athens Coffee Festival. Sumber: dokumen KBRI Athena, Yunani

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah kafe kopi didirikan oleh para petani kopi di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Usaha tersebut dirintis setelah para petani kopi yang terhimpun dalam Asosiasi Petani Kopi dan Jahe Manggarai (Apekam) mengikuti beragam pelatihan usaha dan studi banding.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Ketua Apekam Petrus Salestinus mengatakan pendirian kafe yang berada di Jalan Trans Flores itu berkat inspirasi dari hasil studi banding pengelolaan kopi di Magelang Jawa Tengah dan Banyuwangi Jawa Timur, yang difasilitasi oleh Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) pada Maret lalu. Pihaknya mendapat banyak masukan dari BPOLBF, terutama konsep-konsep maupun asal mula gagasan pendirian usaha kafe tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

"Sejak saat itu kami kami berpikir untuk membuka kafe ini dan siap mengaktualisasikan kegiatan itu salah satunya dengan mendirikan kafe ini," kata Petrus, Senin, 25 Mei 2021.

Kafe tersebut akhirnya diberi nama Bengkes Coffe. Menu utama yang disajikan adalah jenis arabika S795, arabika yellow catura dan andong sari, serta Robusta. Selain itu, ada teh cascara (coffee cherry tea) yang berbahan dasar kulit kopi yang sudah dikeringkan.

"Kehadiran kafe yang kami namakan Bengkes Coffe ini sebagai upaya meningkatkan nilai jual para petani kopi di Manggarai dengan suguhan utama kopi arabika," kata Petrus.

Menurut Petrus, kafe ini bukan sekadar menjadi tempat minum kopi dan bersantai. Kafe ini juga menjadi tempat berdiskusi bagi para petani kopi anggota Apekam. "Sehingga keseluruhan aktivitas dan progres Apekam mampu memberi kesejahteraan bagi anggotanya yaitu para petani kopi itu sendiri," ujarnya.

Direktur Utama BPOLBF Shana Fatina mengapresiasi Apekam yang berupaya mewujudkan secara konkrit ilmu yang didapat dari berbagai diskusi bersama dan hasil pengamatan dari studi banding"Ini luar biasa, bayangkan hanya dalam waktu 14 hari yang awalnya cuma ngobrol santai, namun saat ini Apekam berhasil membuat kafe ini," kata dia.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus