Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kecanduan gawai atau technoference tidak hanya merenggangkan hubungan anak dan orang tua. Gail Bell, psikolog sekaligus pendiri klinik konsultasi Parenting Power di Calgary, Kanada, mengingatkan technoference juga berdampak negatif bagi perkembangan anak, salah satunya menghambat kemampuan bicara anak hingga menyebabkan keterlambatan bicara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Orang tua sibuk mengetik pesan dan menggunakan headphone. Ketika anak bicara kepada orang tua (yang sedang asyik bermain gawai) dan mereka tidak mendapat respons, anak akan mendapat pesan bahwa mereka tidak seharusnya bicara,” papar Bell.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca juga:
Daripada Anak Bermain Gawai, Berikan Dia Permainan yang Nyata
6 Cara Sederhana agar Anak Tak Kecanduan Gawai
Technoference juga memicu perilaku negatif anak. “Technoference meningkatkan rengekan anak, membuat mereka berusaha menarik perhatian orang tua dengan mendorong atau berbuat kenakalan, atau, karena mereka masih kecil dan belum mampu berkomunikasi dengan lancer, menjadi tantrum, menangis, berguling di lantai, berteriak, dan menjerit. Dan itu pasti situasi yang sangat menyulitkan,” kata Bell.
Jangan bingung jika anak terlambat bicara padahal penggunaan gawainya sudah dibatasi. Jangan kaget pula jika anak sering bertindak nakal, mudah mengalami tantrum, dan sering memancing emosi.
Aplikasi Pemantau Gadget Anak
Coba berkaca, siapa yang lebih sering Anda pandangi, wajah anak atau layar ponsel? Mana yang Anda prioritaskan, membalas pesan di ponsel atau menjawab pertanyaan anak?
David Hill, dokter anak yang tergabung dalam Akademi Pediatri Amerika Serikat, menegaskan, cara terbaik mengajari anak menggunakan gawai dengan bijak adalah dengan memberi contoh.
Artikel terkait:
Dokter Jiwa Membagi Kiat agar Anak Tak Kecanduan Gawai
Hati-hati, Sering Bermain Gawai Menyebabkan Kerusakan Saraf
“Tunjukkan perhatian kepada anak-anak dengan meletakkan ponsel ketika sedang makan bersama atau kapan pun Anda bersama anak,” ujar Hill.
Jadi, melarang anak menggunakan gawai bukan solusi terbaik. Menjadi contoh bagi anak dalam menggunakan gawai dengan bijak lah yang akan menyelamatkan mereka dari efek buruk penggunaan gawai berlebih.