Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Pakar Sebut Perlunya Edukasi Diabetes agar Penanganan Lebih Mudah

Pakar mengatakan pentingnya edukasi terkait diabetes sehingga mudah dalam penanganan. Berikut yang perlu diperhatikan.

15 Juni 2024 | 22.54 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi diabetes. Freepik.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Data Federasi Diabetes Internasional (IDF) mencatat jumlah penderita diabetes di dunia pada 2021 mencapai 537 juta. Angka ini diprediksi akan terus meningkat mencapai 643 juta di 2030 dan 783 juta pada tahun 2045. Menurut IDF, Indonesia menduduki peringkat kelima negara dengan jumlah diabetes terbanyak dengan 19,5 juta penderita di 2021 dan diprediksi akan menjadi 28,6 juta pada 2045. Persoalan ini menjadi perhatian Kementerian Kesehatan mengingat diabetes melitus merupakan ibu dari segala penyakit. Diabetes dapat meemicu berbagai penyakit lain.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Spesialis penyakit dalam dari Divisi Endokrin, Metabolik, dan Diabetes, Departemen Klinik Ilmu Penyakit Dalam FKUI Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Tri Juli Edi Tarigan, mengatakan pentingnya edukasi terkait diabetes sehingga mudah dalam penanganan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Edukasi dulu untuk pemahaman masyarakat, jadi tidak melulu obat sebenarnya. Masyarakat perlu paham dulu apa itu diabetes," kata Tri Juli dalam webinar "Ngobrol Pintar tentang Diabetes", Sabtu, 15 Juni 2024.

Pahami soal diabetes
Dokter yang akrab disapa Tije itu menjelaskan masyarakat luas perlu memahami apa itu penyakit kencing manis atau yang biasa disebut diabetes melitus, di mana kadar gula darah atau glukosa melebihi kadar normal sehingga menyebabkan penyakit kronis. Selain itu, masyarakat perlu mengerti cara-cara mengendalikan kadar gula darah, termasuk pengaturan asupan makanan, juga mengerti perjalanan diabetes yang diderita serta kebutuhan obat-obatan.

Menurutnya, tidak hanya penderita diabetes yang perlu mengatur pola makan tetapi juga masyarakat umum. Kemudian juga penting memenuhi kebutuhan nutrisi seimbang sesuai takaran, tidak kurang dan tidak lebih untuk menghindari risiko yang lebih berat.

Selanjutnya, prioritaskan olahraga  rutin minimal 30 menit setiap hari. Untuk melengkapi pengendalian asupan makanan dan pola hidup sehat tersebut, ia mengimbau masyarakat berkonsultasi dengan dokter agar memperoleh informasi serta penanganan yang tepat terkait kondisi kesehatan yang berhubungan dengan diabetes.

"Kalau sudah paham itu masyarakat kooperatif. Kalau sudah mengerti, jadi mau ikut instruksi dan penanganan oleh dokter," tuturnya.

Tije menambahkan, pencegahan pertama penyakit kencing manis ialah mengendalikan konsumsi gula berlebih pada makanan atau minuman serta konsistensi beraktivitas fisik setiap hari. "Jadi, pola pikirnya harus tetap banyak gerak kapan pun, di mana pun wajib dikerjakan. Kalau gula darah terkontrol dengan cara ini maka tidak perlu obat," tandasnya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus