Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Gangguan penglihatan telah menjadi masalah di tingkat nasional maupun global. Gangguan kesehatan mata dapat menurunkan produktivitas dan berpengaruh pada masa depan anak. Mata sebagai salah satu panca indera menjadi jendela kehidupan pada setiap orang sehingga perlu dijaga sejak dini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di Indonesia, prevalensi gangguan penglihatan pada anak usia sekolah atau 5-19 tahun diperkirakan mencapai 10 persen. Sementara itu, hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 menyatakan prevalensi disabilitas penglihatan pada penduduk berumur di atas 1 tahun sebesar 0,4 persen dan proporsi penggunaan alat bantu lihat pada penduduk tersebut sebesar 11,9 persen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Indikator mata yang sehat bukan hanya apabila orang tidak menderita penyakit mata melainkan juga memastikan fungsi penglihatan dan fungsi-fungsi mata lainnya harus maksimal. Spesialis ilmu kesehatan mata di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo Jakarta, Anna Puspitasari Bani, mengatakan orang tua berperan besar untuk mengenali dan mendeteksi kelainan mata anak sejak berusia dini.
Ada beberapa cara melihat kelainan mata anak sejak dini, seperti melihat respons anak saat bayi ketika dihadapkan pada cahaya. Respons yang baik adalah anak akan mengedip. Jika tidak ada respons maka orang tua perlu waspada.
Cara selanjutnya yang bisa dilihat dengan kasat mata adalah kejanggalan pada bola mata anak, seperti juling atau ada bercak putih pada bagian hitam mata. Selain itu, jika anak sudah beranjak besar, perhatikan posisi kepala yang selalu miring saat menonton TV dan menggunakan gawai selalu dengan jarak dekat.
Berikan makanan sehat
Penggunaan ponsel pintar atau gawai merupakan paparan yang sangat umum di masyarakat era modern. Namun, waktu layar memberi dampak terhadap kesehatan masyarakat yang signifikan. Orang tua perlu menerapkan metode pencegahan sejak dini untuk menghindari gangguan mata pada anak dengan mempertimbangkan pencahayaan pada gawai yang ideal, misalnya layar gawai tidak terlalu terang dibanding suasana sekitar serta memperhatikan kebiasaan membaca sambil tidur yang berpengaruh terhadap mata minus.
Jika anak harus mengerjakan tugas dengan gawai, usahakan untuk menggunakan layar monitor komputer karena jarak pandangnya yang jauh, sekitar 60 centimeter, agar mata lebih rileks dibanding menggunakan layar ponsel dengan jarak pandang rata-rata 30 cm. Orang tua dapat menjaga kesehatan mata anak dengan menjaga asupan makanan yang sehat dan bergizi, seperti banyak makan sayuran, buah, kacang-kacangan, biji-bijian, serta protein hewani berupa ikan dan daging tanpa lemak.
Memeriksa mata secara rutin perlu menjadi pertimbangan untuk menyetarakan dengan kebiasaan memeriksa gigi atau dokter spesialis lain. Rutin periksakan mata anak minimal setahun sekali sebagai salah satu cara menjaga kesehatan mata. Banyak orang tua yang terlambat ke dokter mata ketika anak sudah mengalami masalah.
Pilihan Editor: Saran Pakar Mata agar Diabetes Tak Berujung Retinopati Diabetik