Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Pentingnya Perpustakaan Beri Pelatihan untuk Masyarakat

Perpustakaan saat ini tidak hanya berguna untuk menyediakan berbagai buku saja. Perpustakaan juga perlu memberikan pelatihan kepada masyarakat.

27 Februari 2018 | 23.13 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi perpustakaan. ANTARA/Syaiful Arif

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Perpustakaan saat ini tidak hanya berguna untuk menyediakan berbagai buku saja. Deputi Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Subandi Sardjoko mengatakan selain menyediakan sumber bacaan untuk menggali informasi dan pengetahuan, perpustakaan juga perlu memfasilitasi masyarakat dengan berbagai kegiatan pelatihan dan keterampilan. "Tujuannya untuk pemberdayaan sosial-ekonomi masyarakat," katanya dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada Selasa 27 Februari 2018. Untuk itu, perpustakaan perlu menjadi pelopor literasi untuk kesejahteraan. Baca: Seks : Semakin Bertambah Usia Semakin Intim? Waspada PMS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Direktur Pendidikan Tinggi, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dan Kebudayaan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Amich Alhumami mengatakan literasi kini sudah diperluas melampaui pengenalan abjad dan angka. Literasi sudah mencakup kemampuan mengakses dan mengembangkan ilmu pengetahuan serta menguasai teknologi yang bisa digunakan dalam kegiatan sehari-hari. Kegiatan itu akan lebih baik lagi bila memberikan manfaat ekonomi dan kesejahteraan "Literasi telah diadopsi sebagai salah satu indikator penting dalam pembangunan yang punya dampak sosial ekonomi. Literasi juga erat dalam pembangunan ekonomi yang membawa kesejahteraan," kata Amich.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Untuk mewujudkan masyarakat yang berliterasi dan meningkatkan peran literasi untuk kesejahteraan, perpustakaan melakukan transformasi layanan berbasis inklusi sosial. Gunanya untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat pengguna perpustakaan. Kepala Perpustakaan Nasional, Muhammad Syarif Bando, mengatakan perpustakaan merupakan aset strategis untuk mendorong pemberdayaan masyarakat di sekitarnya. "Jangkauannya yang luas dan tanpa terkecuali bisa memanfaatkan perpustakaan umum sehingga semua anggota masyarakat bisa memanfaatkan perpustakaan untuk mengembangkan diri," katanya. Saat ini perpustakaan berbasis inklusi sosial menjadi salah satu kegiatan prioritas nasional pada Rancangan Kerja Pemerintah 2019. Baca: Pria Malas Kencan dengan 4 Tipe Wanita Ini

Pegiat Literasi dan Pustaka Bergerak Indonesia Nirwan A Arsuka, mengatakan untuk menguatkan literasi, diperlukan pula penguatan masyarakat madani. Penting untuk memperbanyak armada pustaka bergerak untuk menjangkau seluruh warga. Penting pula untuk mengedarkan buku bermutu yang bisa diedarkan secara gratis ke seluruh penjuru Indonesia. "Sembako yang bagus mungkin bisa mengenyangkan masyarakat selama sepekan, tapi buku yang bermutu bisa mengenyangkan sekaligus membuat mereka kaya raya dan berdaulat seumur hidup," kata Nirwan.

Duta Baca Indonesia, Najwa Shihab, menegaskan bahwa akses terhadap badan bacaan merupakan tantangan fundamental dalam kegiatan literasi. Tantangan ini tidak hanya dihadapi Indonesia, tapi juga dunia. Teknologi digital memungkinkan kita untuk mengakses informasi dan bahan bacaan secara mudah dan cepat. "Penting sekali untuk memaksimalkan peluang teknologi sebagai metode untuk meningkatkan kegemaran membaca generasi muda," kata Najwa.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus