Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Pertengkaran Suami Istri Berujung Pembunuhan, Ini Kata Psikolog

Pembunuhan yang dilakukan antara pasangan suami istri tidak hanya sekali terjadi. Apa yang mendasari kejadian menyeramkan ini? Simak kata psikolog.

10 Januari 2020 | 20.23 WIB

Ilustrasi pembunuhan. ajsberg.com
Perbesar
Ilustrasi pembunuhan. ajsberg.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kematian Hakim Pengadilan Negeri bernama Jamaluddin di Medan, Sumatera Utara masih ramai diperbincangkan publik. Jamaluddin ditemukan tewas di bangku nomor dua mobil Toyota Prado warna hitam yang terparkir di areal kebun sawit milik masyarakat di Dusun Namo Bintang, Desa Suka Dame, Kecamatan Kutalimbaru, Deli Serdang pada 29 November 2019. 40 hari kemudian, polisi menetapkan tiga tersangka. Salah satu tersangka kasus itu adalah istri korban Zuraidah Hanum yang diduga sebagai otak pembunuhan itu.

Pembunuhan yang dilakukan antara pasangan suami istri bukan hal pertama terjadi. Ada pula kasus serupa seperti istri yang membakar suami di Jakarta pada Agustus 2019 hingga suami menembak istri di Tanjung Priok pada September 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Motif apa saja yang kira-kira menyebabkan pertengkaran antar suami istri yang berujung pada pembunuhan antar pasangan itu? Psikolog Samantha Ananta mengatakan bahwa pembunuhan yang dilakukan oleh pasangan intim seperti suami istri umumnya dikerjakan secara spontan yang dipengaruhi oleh perasaan emosional yang negatif akibat pertengkaran yang sering terjadi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

“Individu yang merasa selama ini hidup menjadi korban terutama secara emosional atau tekanan batin yang mendalam, namun tidak memiliki jalan keluar yang diharapkan sehingga melakukan pembunuhan sebagai upaya menunjukkan power dan meraih kebebasan,” katanya saat dihubungi Tempo.co pada Jumat, 10 Januari 2020.

Dari segi lain, pembunuhan juga bisa terjadi tidak spontan alias dengan melibatkan perencanaan. Dalam kondisi ini, Samantha menjelaskan bahwa motifnya amat beragam. “Dibutuhkan penyidik untuk menggali lebih jelas. Karena ini bisa menyangkut balas dendam, perebutan harta dan masalah lain yang umumnya ada kaitan dengan faktor finansial,” katanya.

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus