Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Spesialis Jantung Ungkap Penyebab Petugas KPPS Meninggal, Belum Tentu Hipertensi

Penyebab ratusan petugas KPPS meninggal dunia setelah menjalankan tugasnya pada Pemilu 2024 belum tentu hipertensi. Berikut penjelasan pakar.

23 Februari 2024 | 20.34 WIB

Petugas KPPS menjalani perawatan di ruang rawat inap Puskesmas Telaga, Kabupaten Gorontalo, Gorontalo, Kamis, 15 Februari 2024. KPU Kabupaten Gorontalo mencatat 18 petugas KPPPS harus menjalani perawatan akibat sakit dan kelelahan pada pelaksanaan Pemilu 2024. ANTARA/Adiwinata Solihin
Perbesar
Petugas KPPS menjalani perawatan di ruang rawat inap Puskesmas Telaga, Kabupaten Gorontalo, Gorontalo, Kamis, 15 Februari 2024. KPU Kabupaten Gorontalo mencatat 18 petugas KPPPS harus menjalani perawatan akibat sakit dan kelelahan pada pelaksanaan Pemilu 2024. ANTARA/Adiwinata Solihin

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis jantung dan pembuluh darah Erwinanto mengatakan hipertensi belum tentu menjadi penyebab ratusan petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) meninggal dunia setelah menjalankan tugasnya pada Pemilu 2024, 14 Februari.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

“Jadi kalau ditanya apakah hipertensi, bukan hipertensinya yang langsung menjadi pembunuh atau penyebab utama tapi hari itu yang membunuhnya adalah serangan jantung,” katanya di Jakarta, Jumat, 23 Februari 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Menanggapi laporan Kementerian Kesehatan soal penyebab kematian petugas KPPS, Erwin menuturkan terdapat kemungkinan yang sebelumnya telah memiliki riwayat hipertensi mengalami serangan jantung yang disebabkan pecahnya plak di dalam pembuluh darah usai bertugas. Selain plak, potensi lain yang dapat terjadi adalah tekanan darah para petugas naik melebihi 180/110 sehingga secara mendadak mengakibatkan pembuluh darah pecah dalam jantung atau otak.

"Plak pecah bisa karena tekanan darah tinggi atau tergantung situasi dari plaknya,” ucap Erwin.

Pemicu tekanan darah tinggi
Spesialis jantung Siska Suridanda Danny menambahkan ada kemungkinan hipertensi yang dialami KPPS dipicu kelelahan, stres emosional, hingga kurang tidur. “Itu semua bisa meningkatkan produksi stres hormon dalam tubuh. Peningkatan itu sebagian sifatnya masuk konstruktor atau membuat pembuluh darah mengkerut dan meningkatkan tekanan darah yang sifatnya tiba-tiba naik tinggi,” ucap Siska.

Menurutnya, kenaikan tekanan darah yang tiba-tiba sangat sulit dikompensasi organ tubuh. Karena itu, bila tekanan darah naik mendadak dengan kondisi ada penumpukan lemak atau plak di dalam pembuluh darah akan menyebabkan penderita mengalami serangan jantung.

“Mungkin harus diingat bagi yang bekerja dalam kondisi luar biasa, stres emosional dan fisik, bukan hanya KPPS. Tapi tolong cukup istirahat, terus juga  mempertimbangkan penyakit yang sudah ada,” imbau Siska.

Berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan per 10-22 Februari 2024 hingga pukul 12.00 WIB, jumlah petugas KPPS yang dinyatakan meninggal dunia dan berhasil dilacak mencapai 108 jiwa dengan rincian 58 di antaranya merupakan KPPS, 20 Linmas, 12 petugas, sembilan saksi, enam Bawaslu, dan tiga jiwa lainnya Panitia Pemungutan Suara (PPS). Jika diurutkan berdasarkan usia, pasien yang meninggal paling banyak berusia 51-60 tahun. Adapun penyebab kematian terbanyak yakni penyakit jantung, death on arrival (DOA), hipertensi, kecelakaan, dan syok septik.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus