Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Sebuah studi yang baru-baru ini dirilis oleh para peneliti Denmark tentang hubungan antara asupan sayuran/kentang dan penyakit diabetes tipe 2 menemukan bahwa mereka yang memiliki total asupan sayuran tertinggi memiliki risiko diabetes tipe 2 sebesar 21 persen lebih rendah.
Kentang yang kaya akan sumber karbohidrat kerap dihindari oleh pasien diabetes setelah mengetahui bahwa mereka memiliki kadar gula darah yang tidak seimbang. Berikut penjelasan yang dikutip dari Times of India pekan ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Ketika mempertimbangkan metode persiapan yang berbeda, asupan kentang goreng/keripik serta kentang rebus, panggang, dan kentang tumbuk secara positif terkait dengan kejadian diabetes tipe 2," studi tersebut menemukan dan menambahkan bahwa hanya kentang tumbuk dan kentang goreng/keripik yang secara statistik signifikan dan positif terkait dengan masalah kesehatan metabolisme.
Baca : Catat, Inilah 5 Penyakit yang Kerap Memicu Mati Muda
Juga ditemukan bahwa hubungan antara kentang rebus dan diabetes adalah positif tetapi tidak signifikan. Sebanyak 54.793 responden terlibat dalam penelitian dengan 7.695 kasus diabetes tipe 2.
Pengidap Diabetes Berhenti Makan Kentang?
Mengenai apakah penderita diabetes harus benar-benar berhenti makan kentang dijelaskan oleh Dr. Aishwarya Krishnamurthy, Konsultan Endokrinologi & Diabetes, Rumah Sakit Max Vaishali.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kentang kaya akan potasium dan vitamin B, selain itu kulitnya merupakan sumber serat yang bagus," kata Dr Krishnamurthy. Ia menambahkan bahwa mereka yang menderita diabetes harus memahami efeknya terhadap kadar glukosa darah dan pentingnya memperhatikan jumlah porsi. "Kentang adalah makanan berkarbohidrat tinggi yang dapat menyebabkan lonjakan kadar glukosa darah," paparnya.
“Metode memasak juga mempengaruhi efeknya, kentang rebus dan kentang goreng memiliki muatan karbohidrat yang lebih rendah, demikian pula memasak kentang dengan sayuran berserat tinggi seperti sayuran hijau (methi) atau ladyfinger (bhindi) atau dengan kulitnya dapat mengurangi indeks glikemik keseluruhan. Porsinya juga harus diperhatikan untuk menghindari kenaikan glukosa yang berlebihan,” sarannya.
"Memasak mengubah struktur pati dalam kentang, memengaruhi indeks glikemik dan muatan glikemik. Memasak meningkatkan indeks glikemik kentang dan semakin lama kentang dimasak, semakin tinggi indeks glikemiknya. Mendinginkan kentang setelah dimasak dapat meningkatkan jumlah pati resisten, yakni bentuk karbohidrat yang kurang dapat dicerna dan ini membantu menurunkan GI sebesar 25–28%," jelas Dr. Krishnamurthy.
"Menggoreng kentang dalam minyak meningkatkan konsumsi kalori bersih dan beban glikemik total. Sebaliknya, memasak kentang dengan cuka atau jeruk nipis atau sayuran berserat tinggi lainnya dapat menurunkan indeks glikemik," tambahnya.
"Indeks glikemik (GI) adalah ukuran potensi peningkatan glukosa darah dari suatu makanan. Konsumsi makanan GI tinggi menyebabkan peningkatan tajam konsentrasi glukosa darah postprandial yang menurun dengan cepat, sedangkan konsumsi makanan GI rendah menghasilkan konsentrasi glukosa darah yang lebih rendah yang menurun secara bertahap," jelas sang ahli.
"Kesimpulannya adalah bahwa salad kentang mungkin sedikit lebih baik daripada kentang goreng atau kentang panggang jika kita ingin menghindari peningkatan kadar glukosa darah setelah makan. Kentang goreng juga menyediakan lebih banyak kalori dan lemak karena metode memasaknya," saran ahli pada konsumsi kentang dengan kaitannya diabetes, termasuk diabetes tipe 2.
HATTA MUARABAGJA
Baca juga : Deretan 6 Tips Terbaik Menghindari Risiko Diabetes Sejak Dini
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.