Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Rabies adalah penyakit pada hewan, termasuk kucing, yang terjadi karena infeksi virus. Virus rabies mempengaruhi sistem saraf pusat mamalia. Biasanya ditularkan ketika hewan yang terinfeksi menggigit hewan lain atau manusia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Melansir WebMD, virus ini mulai menjalar di lokasi gigitan dan bergerak melalui tubuh di sepanjang saraf hingga mencapai otak. Begitu rabies mencapai otak, hewan yang terinfeksi akan mulai menunjukkan gejala dan biasanya akan mati dalam waktu 7 hari.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rabies memang lebih dikenal dengan sebutan penyakit anjing gila. Saat kucing terkena rabies, hewan seperti rakun, sigung, kelelawar, dan rubah adalah pembawa rabies yang umum. Semakin banyak kontak kucing dengan hewan liar, semakin tinggi risiko infeksinya.
Indikasi pertama bahwa kucing terkena rabies adalah gigitan hewan lain. Jika hewan peliharaan lain menggigit kucing, bawa ke dokter hewan untuk diidentifikasi.
1. Perubahan perilaku
Kucing yang biasanya tenang saat terkena rabies bisa menjadi bersemangat atau gelisah. Kucing ekstrovert yang biasanya aktif menjadi kurang penyayang dan mengasingkan diri.
2. Agresif
Kucing bisa menjadi bersemangat, agresif, dan kejam terhadap manusia atau hewan lain.
3. Mengiler
Rabies dapat mempengaruhi otot di mulut kucing sehingga tidak bisa menelan. Mereka mungkin mengeluarkan air liur atau busa di mulut. Pada beberapa kondisi, mulut kucing akan mengeluarkan busa.
4. Lumpuh
Tahap akhir rabies menyebabkan kelumpuhan dan koma. Rabies pada kucing menyebabkan mereka kehilangan kontrol pada otot tubuh.
Pilihan Editor: Bagaimana Cara Virus Rabies Menular?