Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketika tersengat lebah, kulit akan bengkak terasa nyeri dan gatal. Mengutip platform informasi kesehatan Verywell Health, orang yang memiliki alergi terhadap sengatan lebah bisa mengalami anafilaksis (syok karena reaksi imun parah setelah tubuh terkena pemicu alergi). Gejala anafilaksis biasanya muncul dua jam setelah sengatan. Gejala itu bisa terasa lebih cepat atau lama tergantung kondisi tubuh.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Reaksi alergi yang parah biasanya kulit terasa seperti terbakar, biduran, sesak napas, pusing, tubuh lemas. Sengatan yang menimbulkan reaksi alergi memerlukan perawatan tenaga medis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kalau sengatan lebah tidak menimbulkan reaksi alergi, maka bisa perawatan sendiri. Jika tak ada reaksi anafilaksis, hal yang perlu dilakukan cukup sederhana.
Periksa bagian tersengat, jika benjolan merah terdapat filamen kecil berwarna hitam ujungnya bulat, segera dicabut dari permukaan kulit. Filamen merupakan bagian tubuh lebah yang digunakan untuk menyengat. Itu semacam duri yang menyuntikkan racun. Kalau duri sengatan itu tak segera dicabut dari permukaan, maka gejala bisa semakin parah, sehingga meningkatkan risiko reaksi alergi.
Langkah lanjutan membersihkan bagian tersengat menggunakan air dan sabun untuk mencegah infeksi. Kompres bagian yang tersengat menggunakan air dingin, kemudian dioleskan losion kalamin atau krim hidrokortison.
Rasa gatal memang membuat tak nyaman, tapi jangan menggaruk bagian kulit yang tersengat, karena bisa meningkatkan risiko infeksi. Rasa sakit biasanya akan cepat hilang, tapi pembengkakan dan gatal bisa lebih dari satu hari. Kalau merasa tak nyaman, bisa mengonsumsi obat yang meredakan gatal (antihistamin) dan nyeri (ibuprofen, naproxen atau acetaminophen), tapi harus berdasarkan anjuran dokter.
SITI NUR RAHMAWATI