Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Demam berdarah menyebabkan demam tinggi yakni 40 derajat Celcius disertai gejala seperti sakit kepala, nyeri otot, tulang atau sendi, mual dan muntah, sakit di belakang mata, dan muncul ruam di kulit. Kebanyakan pasien dapat pulih dalam waktu seminggu atau lebih. Tetapi, dalam beberapa kasus, gejala bisa memburuk dan dapat mengancam jiwa dan ini disebut demam berdarah parah, demam berdarah dengue atau sindrom syok dengue.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Demam berdarah yang parah terjadi ketika pembuluh darah pasien menjadi rusak dan bocor dan jumlah trombosit dalam aliran darah turun. Kondisi ini dapat ditandai sakit perut parah, muntah terus-menerus, pendarahan dari gusi atau hidung, ada darah dalam urine, tinja, atau muntah, adanya perdarahan di bawah kulit yang mungkin terlihat seperti memar, pernapasan yang sulit atau cepat, dan kelelahan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Spesialis penyakit dalam di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangungkusumo, Erni Juwita Nelwan, mengingatkan risiko lelah berkepanjangan pada pasien demam berdarah dengue (DBD) dengan infeksi berat.
"Ada gejala-gejala yang muncul akibat infeksi demam berdarah yang berat, maka ada fase pemulihan yang berjalan perlahan sehingga menimbulkan gejala rasa lelah yang berkepanjangan," katanya.
Bentengi dengan vaksin
Penelitian di Malaysia dalam The American Society of Tropical Medicine and Hygiene menyebut kelelahan yang mengakibatkan penurunan kapasitas untuk bekerja umumnya terjadi selama tahap akut demam berdarah dan dapat bertahan selama beberapa minggu setelah pemulihan. Erni mengatakan pada pasien dengan komorbid seperti diabetes, tekanan darah tinggi, dan asma dapat mengalami perjalanan penyakit yang lebih berisiko dibandingkan pasien tanpa penyakit penyerta.
"Ada komorbid maka bisa membuat dokter yang merawat akan lebih deg-degan dan harus berhati-hati dalam memantau sehari-hari pemberian cairan, perdarahan, gejalanya," katanya.
Hingga saat ini tidak ada obat untuk demam berdarah, termasuk antivirus. Dokter biasanya akan memberikan pengobatan sesuai gejala seperti memberikan cukup cairan bila tekanan darah pasien turun, mengatasi perdarahan yang terjadi, dan memberikan obat-obatan simtomatik sampai pasien bisa pulih.
"Angka kesakitan tinggi menyebabkan orang harus dirawat di rumah sakit. Akan sulit bekerja dengan suhu yang tinggi, atau saat kondisinya membaik tetapi lemas sekali karena tensinya terlalu rendah," tutur Erni.
Terkait pencegahan kondisi menjadi lebih berat, saat ini tersedia vaksin dengue yang dapat diberikan pada usia hingga dewasa tanpa harus terlebih dulu memeriksakan kadar antibodi. Vaksin ini nantinya merangsang antibodi untuk mengenali virus.
"Sehingga lebih cepat mengatasi penyakitnya. Vaksin tidak membuat kebal tetapi membuat sakit menjadi lebih ringan. Dengan memberikan vaksin kita harapkan kejadian infeksi yang menjadi berat akan turun," papar Erni.