Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Desa Wisata Nglanggeran di Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang meraih predikat Desa Wisata Terbaik Dunia 2021 atau Best Tourism Village dari United Nation World Tourism Organization (UNWTO). Pengumuman penghargaan itu berlangsung di Madrid, Spanyol, pada Kamis, 2 Desember 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Dinas Pariwisata DI Yogyakarta, Singgih Rahardjo mengatakan, ada lebih dari 130 desa wisata di Yogyakarta yang akan mengikuti kesuksesan Desa Wisata Nglanggeran. "Cikal bakal seperti Desa Wisata Nglanggeran dan Pentingsari akan menjadi role model, sehingga memungkinkan munculnya desa wisata lain dengan konsep penataan serupa," kata Singgih Rahardjo pada Minggu, 5 Desember 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Desa Wisata Nglanggeran masuk nominasi bersama dua desa lainnya, yakni Desa Wisata Tete Batu di Nusa Tenggara Barat dan Desa Wisata Wae Rebo di Nusa Tenggara timur. Nglanggeran bersanding dengan 43 desa wisata lain dari seluruh dunia untuk memperebutkan predikat tersebut. Beberapa desa wisata dari luar Indonesia antara lain, Caspala (Argentina), Castelo Rodrigo (Portugal), dan Batu Puteh (Malaysia).
Sembilan kriteria dasar yang menjadi penilaian UNWTO meliputi, budaya dan sumber daya alam; promosi dan konservasi sumber daya alam; keberlanjutan ekonomi; keberlanjutan sosial; ketahanan lingkungan; potensi dan pengembangan pariwisata. Ada pula tata kelola dan prioritas pariwisata; infrastruktur dan konektivitas; serta aspek kesehatan, keselamatan, dan keamanan
Singgih melanjutkan, prestasi Desa Wisata Nglanggeran terdorong dari program Community Based Tourism (CBT) atau pemberdayaan masyarakat di destinasi yang berada di kawasan situs gunung api purba itu. Pemerintah Yogyakarta akan menerapkan Community Based Tourism ini di desa wisata lain. "Dengan mempertahankan keaslian budaya, masyarakat yang selalu melestarikan lingkungan, dan memberdayakan penduduk, termasuk kolaborasi di antar pelaku usaha pariwisata," kata Singgih.
Pengembangan pariwisata yang tepat di Nglanggeran, menurut Singgih, menunjukkan contoh pola pengembangan quality tourism masa depan. "Desa wisata ini mampu mencapai target ekonomi, budaya, dan lingkungan, tanpa mematok jumlah kunjungan wisatawan," katanya. Pengelola Desa Wisata Nglanggeran mampu menguatkan daya tarik wisata, sehingga menambah masa tinggal wisatawan.
Beberapa strategi di Desa Wisata Nglanggeran, menurut Singgih, misalkan penguatan story telling atau narasi paket wisata, sekaligus memunculkan sisi ekonomi kreatif. Contoh, ada cokelat Nglanggeran, peternakan kambing yang memproduksi susu, dan pemandangan indah. "Semua ini bisa menjadi daya tarik wisata yang bagus," kata dia.
Dengan menyandang predikat Desa Wisata Terbaik Dunia, Nglanggeran akan semakin populer di kancah global. Sebelumnya, desa ini telah mendapatkan predikat sebagai desa wisata terbaik tingkat ASEAN. "Jika situasi membaik, saya meyakini kunjungan wisatawan ke Desa Wisata Nglanggeran akan semakin banyak dan berdampak pada pemulihan ekonomi," kata Singgih.
Singgih Rahardjo percaya pengelola Desa Wisata Nglanggeran akan mengatur jika terjadi lonjakan jumlah kunjungan wisatawan pasca-pengumuman penghargaan ini. Menurut dia, Desa Wisata Nglanggeran sudah memiliki sistem reservasi, sehingga tak melebihi kapasitas dan demi melestarikan alam.
Baca juga:
9 Hal yang Bikin Nglanggeran Yogyakarta Menjadi Desa Wisata Terbaik UNWTO 2021
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.