Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Destinasi Gunung Api Purba Nglanggeran Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta mulai membuka diri untuk berbagai perhelatan event setelah sempat vakum lama akibat pandemi Covid-19. Sebagai salah satu even pembuka, tampil rombongan musisi jazz yang tergabung Surabaya Pahlawan Jazz di pelataran embung Desa Nglanggeran, Rabu, 1 Juni 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kelompok musisi jazz Surabaya itu berkolaborasi dengan musisi jazz Yogya. Dalam aksinya, mereka memanfaatkan mobil van sebagai panggung berjalannya. Mereka tampil lebih dari dua jam menghibur para pengunjung dan wisatawan yang berdatangan dari pagi hingga siang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Event ini kami harap menjadi trigger kepada masyarakat, bahwa Desa Nglanggeran sebagai salah satu desa wisata terbaik dunia sudah kembali pulih," ujar Indah Kurnia, penyelenggara event jazz di Nglanggeran itu.
Indah mengatakan pemilihan event jazz di Desa Nglanggeran Gunungkidul itu bukan tanpa alasan. Desa itu telah ditetapkan sebagai desa wisata terbaik di dunia oleh organisasi wisata dunia (UNWTO) tahun lalu mewakili Indonesia.
"Desa Nglanggeran ini memiliki keindahan yang cukup lengkap dan sangat mendukung untuk penyelenggaraan berbagai even nasional maupun internasional," kata Indah yang juga Ketua Surabaya Entertainment Club (SEC) itu.
Indah menuturkan kedatangan rombongan Surabaya Pahlawan Jazz di kawasan itu juga untuk mengajak masyarakat Desa Nglanggeran bisa kembali bersemangat. Menurut dia, kebangkitan pariwisata mulai tampak seiring pelonggaran kebijakan mobilitas pasca meredanya pandemi Covid-19 saat ini.
"Karena saat pandemi lalu pelaku wisata-seni, sangat merasakan, bagaimana ketika sama sekali tak ada event dan tempat untuk perform itu," kata Indah.
Tak hanya di Desa Nglanggeran ini, Indah mengatakan telah berkeliling ke berbagai daerah di Jawa Tengah dengan kelompok jazz itu untuk mengajak pelaku wisata mulai berani menyusun berbagai rencana kegiatan dan menggeliatkan wisata di masing-masing daerahnya. "Wisata tidak berdiri sendiri, event dan destinasi hal yang tak terpisahkan, saling menghidupi, hal hal ini yang harus kembali disinergikan," kata Indah yang sebelumnya sudah berkeliling dengan kelompok jazz itu ke Malang, Kediri, Kota Yogya, Semarang dan Solo itu.
Hidupnya wisata, kata Indah, akan menghidupkan sektor lain penunjangnya. Mulai transportasi, penginapan, ekonomi kreatif, kuliner, dan usaha kecil menengah (UMKM) di dalamnya. "Wisata selalu membawa multiplayer effect, punya efek domino," ujarnya.
Salah satu pengelola Gunung Api Purba Nglanggeran Aris Triyono mengatakan selama sembilan hari libur Lebaran lalu, tak kurang 10 ribu wisatawan menyambangi Nglanggeran. "Kunjungan sudah mulai menggeliat termasuk kemping, walaupun untuk yang menginap di home stay belum," kata dia.
Kepala Dinas Pariwisata DI Yogyakarta Singgih Rahardjo mengatakan satu hal krusial dalam pemulihan wisata saat ini tak lain promosi digital dan media sosial yang intens. "Adanya event jazz seperti ini menjadi satu konten narasi yang menarik, bagian penting strategi promosi hidupnya sebuah destinasi," kata dia.
Singgih mengatakan destinasi seperti Nglanggeran pada masa transisi pandemi menuju endemi ini perlu diperkenalkan kembali aspek-aspek
pelestarian wisatanya. "Tak hanya daya tarik alammya, tapi bahwa di sini wisatawan bisa menyambangi proses produksi coklat, lengkap dengan homestay dan memiliki paket wisata live in," kata dia.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.