Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menurut para ahli terdapat tiga ancaman keamanan pada perjalanan tahun 2025, yaitu peretasan, kekerasan terhadap wisatawan dan penyakit menular. Masalah keselamatan adalah salah satu alasan utama pelancong bisnis menolak perjalanan bisnis, menurut Survei Perjalanan Bisnis Global SAP Concur terbaru.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seperti dilansir dari Forbes, kekhawatiran utama perjalanan tahun 2025, adalah peretas atau keamanan siber. Shaun Boulter, kepala operasi dan keamanan global untuk AXA Partners mengatakan semakin banyak wisatawan dan kliennya meminta saran tentang cara melindungi diri mereka sendiri. Sebab itu, wisatawan harus mengambil langkah proaktif seperti memastikan keamanan digital mereka mutakhir dengan VPN dan kata sandi yang kuat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain itu, kekerasan terhadap turis juga menjadi ancaman keamanan perjalanan. Menurut Brittany Lewis, penyelia operasi keamanan di Travel Guard, banyak protes di negara yang dianggap sebagai destinasi wisata yang sangat menarik. Terutama wisatawan yang menjadi sasaran utamanya.
"Kami bahkan mendengar langsung dari pelanggan yang mengalami pelecehan di berbagai lokasi," ujar Lewis, yang menambahkan tren ini kemungkinan akan berlanjut pada tahun 2025.
Risiko penyakit menular baru juga mengancam keamaan perjalanan. Michael Sheridan, dosen di kampus Temple University di Jepang, mengatakan risiko kesehatan berubah seiring dengan munculnya jenis baru COVID-19. Pada akhir tahun 2024, kasus COVID mulai meningkat seiring dimulainya musim flu. Dia merekomendasikan untuk memeriksakan diri ke dokter umum atau apotek setempat untuk mengetahui dosis vaksin terbaru guna membantu melindungi dari COVID-19 dan penyakit menular lainnya.
Tips bepergian lebih aman di tahun 2025
Ada beberapa untuk mengurangi risiko ancaman keamanan perjalanan. Pastikan asuransi perjalanan mencakup masalah keselamatan. Carilah cakupan komprehensif yang mencakup pembatalan perjalanan, evakuasi medis, dan perlindungan terhadap bencana alam dan kerusuhan politik. Sebaiknya bersiaplah untuk hal tak terduga selama perjalanan.
Sebelum memulai perjalanan bisa mendiskusikan masalah keamann dari penasihat perjalanan profesional. Susan Sherren, pengelola Couture Trips, menawarkan sesi Zoom pra-perjalanan kepada kliennya sesaat sebelum tanggal keberangkatan mereka. Termasuk informasi tambahan dan diskusi jujur mengenai kejahatan.
Terkait ancaman siber biasa, para ahli juga khawatir dengan teknologi AI. Harding Bush, direktur asosiasi keamanan untuk Global Rescue, mengatakan penipuan teknologi, termasuk penipuan mendalam, peniruan identitas, dan saran perjalanan yang menyesatkan dari bot, dapat membahayakan wisatawan. Terutama saat mereka memesan perjalanan atau mengatur rencana perjalanan.
Selain itu, wisatawan maupun wisatawan bisnis yang ingin melakukan perjalanan internasional juga dapat mempertimbangkan risiko situasi geopolitik yang bergejolak. Termasuk Timur Tengah, Ukraina, Venezuela, Taiwan dan Amerika Serikat.
Pilihan editor: Waspada 3 Penyakit Saat Liburan, Ada Diare Hingga DBD